Bahan Presentasi : Materi 2
BAB II
KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA
DALAM ISLAM
- A. Konsep Tuhan
- Pendahuluan
Tuhan disebut : ilaahun, penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati. Tuhan menurut Islam adalah Allah Yang Maha Esa (satu), tiada sekutu dan tiada berbilang. Allah tempat bergantung segala sesuatu, tiada berputera dan tidak diperanakkan, dan tiada sesuatupun yang menyamainya. Manusia dan makhluk lain adalah ‘abdun atau hamba. Allah disebut Al Khalik atau Pencipta. Manusia dan alam adalah makhluk atau yang diciptakan. Al Khalik wajib disembah dan dipatuhi perintah serta ajaran-Nya. Makhluk kewajibannya adalah menyembah, mengabdi, mematuhi, dan beribadah atau melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Konsep ibadah telah ada sebelum Al Quran, misalnya: nama ‘Abdullah (hamba Allah), dan bacaan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) pada masa sebelum ke- Rasulan Nabi Muhammad SAW.
Konsep Ketuhanan dalam Islam adalah memerankan ajaran Islam (Al Quran) dalam kehidupan sehari-hari. Seorang muslim adalah mematuhi dan melaksanakan perintah Allah.
Mukmin (orang yang percaya kepada Allah) berarti yakin dan percaya adanya Allah sebagai Zat dengan sifat dan perbuatan-Nya. Al Quran sebagai ajaran-Nya serta Rasul sebagai utusan-Nya. Bagi manusia Rasul Allah adalah uswatun hasanah atau contoh suri tauladan yang baik.
- Tuhan sebagai wajib wujud
Tuhan sebagai wajibul wujud dapat dibuktikan dengan banyak bukti melalui rasio yang sangat logis. Benda-benda yang nampak di hadapan kita baik yang hidup maupun benda yang mati, susunan dan aturan serta pergerakan mereka menunjukkan sebuah misteri yang mengagumkan. Jika semua itu dilihat dan dipikirkan oleh akal yang sehat maka akan berakhir dengan sebuah keputusan bahwa itu semua tidaklah terjadi melalui proses kebetulan atau ada dengan sendirinya, melainkan di belakang itu ada penciptanya. Ada beberapa perkara yang hendak dilihat dalam perkara ini yang itu merupakan sekian dari antara bukti-bukti wujud Allah swt lainnya:
Bukti wujud Allah pada Alam dan pada diri manusia adalah :
- Wujud alam semesta
- Susunan
- Aturan
- Pergerakan
- Adanya nilai moral pada manusia. (batasan kebaikan dan keburukan)
- Tawa dan tangis manusia dari Allah SWT
- Tantangan
a. Wujudnya alam semesta dan segala isinya
Wujud alam ini memiliki banyak bentuk, banyak model, banyak ragam mulai dari yang besar-besar yang tampak dan tidak yang nampak, terindrawi hingga yang tidak terinderawi dan tidak dapat dirasa oleh indera manusia tapi ia ada dan yang kecil-kecil yang tampak oleh indera hingga yang tidak diindera namun dapat dirasa oleh jiwa dan pikiran seperti cinta, keadilan, rindu, atom, neutron, ion dan lain-lain. Ada bentuk dapat dirasa oleh indera manusia tapi tidak dapat dilihat seperti angin, udara, panas, dingin, dan sebagainya. Ada juga yang dapat dilihat tapi tidak dapat dirasa, misalnya cahaya, warna dan sebagainya. Ada juga yang dapat dirasa tapi tidak terlihat seperti rasa manis, pahit, manis, dan sebagainya. Ada juga dapat didengar tapi tidak dapat dilihat juga tidak dapat dirasa dan diraba, suara. Apa yang disebut di atas adalah sedikit benda yang ada di alam semesta. Ada pula benda yang dapat dilihat dan dirasa seperti benda-benda yang nampak di hadapan kita. Jadi wujudnya benda-benda itu ada dengan wujud dari yang paling kasar hingga kepada paling halus. Benda-benda itu ada karena hasil sebuah karya yang agung yang wujud tidak dengan sendirinya. Ia dulu tiada lalu dijadikan dan menjadi ada. Ada langit dan segala isinya, ada bumi dan segala isinya, yang keras kasar atau halus yang berupa angin, udara cahaya dan lain-lain. Yang keras kasar juga ada berupa batu, tanah, pohon-pohonan dan sebaganya. Mereka ada tidak mungkin ada dengan kata-kata bimsalabin begitu saja. Atau melalui sistem mekanik tanpa ada yang mengerjakannya, atau sistem biologic tanpa ada yang mempengaruhinya. Mereka tidak wujud dengan sendirinya. Melihat keteraturannya, kelengkapan macamnya, kesempurnaan hukumnya, maka otak yang cerdas pasti tidak akan mengatakan sebagai sesuatu yang terjadi secara kebetulan, karena kebetulan tidak akan pernah mengulang-mengulang suatu peristiwa dengan detil yang sama. Akal pikirannya, hati nurani pasti mengatakan bahwa semua yang ada ini ada pembuatnya, ada penciptanya yang sangat-sangat Maha Pandai, Maha Pintar dan Maha Bijaksana, Dialah Sang Maha Pencipta yakni Allah swt.
b. Susunan elemen-elemen
Benda-benda yang begitu rapi, itu juga di luar jangkauan pikiran dan perasaan manusia serta menunjukkan adanya Dzat Yang Maha Pintar dan Maha Agung yang menciptakannya. Keberadaannya bukan karena proses kebetulan, karena proses kebetulan tidak akan pernah memiliki kesinambungan sebuah susunan yang tetap dan rapi. Kebetulan adalah suatu peristiwa lain yang ada di luar kejadian-kejadian yang sudah menjadi kebiasaan. Adakah kandungan air Ho2 dan Hco2 akan sama di seluruh dunia jika adanya adalah suatu kebetulan? Sesuatu yang terjadi dengan proses kebetulan tidak menghasilkan nilai kesegaraman dalam jumlah yang banyak. Kata-kata kebetulan adalah suatu kejadian yang berlaku pada suatu yang sedikit dan jarang terjadi. Susunan anggota tubuh semut di seluruh dunia adalah seperti yang kita ketahui setiap hari sama mengikut jenis dan rasnya, dan tidak pernah terdengar berita bahwa telah terjadi susunan anggota tubuh semut menyerupai tubuh gajah atau tubuh monyet, jika ada orang yang mengatakannya atau berpendapat seperti itu dapat dipastikan semua orang akan mentertawakannya dan mencapnya sebagai orang gila. Karena perkara itu disebut diluar kelaziman. Kata-kata kelaziman mengandung arti adanya ketentuan struktur atau susunan yang telah ditentukan. Lalu siapakan yang menentukan susuanan elemen setiap makhluk dan kejadiannya?. Jawabannya dapat dipastikan adalah Dzat Yang Maha Agung, Sang Maha Pencipta. yaitu Allah. Dan masih banyak lagi contoh-contoh untuk perkara ini.
c. Aturan
Adanya aturan peredaran darah dalam tubuh manusia setiap saat. Adanya aturan jeruk berbuah jeruk, semangka berbuah semangka, pisang berbuah pisang dan tidak pernah terjadi dalam sejarah alam ini ada jeruk akan berbuah apel, apel berbuah pisang. Jagung berbuah semangka, padi berbuah nangka atau ayam beranak merpati, gajah bertelor, kerbau melahirkan kuda nil. Aturan darah beredar dalam tubuh manusia ini berlaku untuk semua manusia di seluruh penjuru jagad ini. Aturan jagung berbuah jagung merupakan hukum untuk semua jenis jagung di seluruh alam, dan sebagainya. Dan jika aturan tentang darah itu berubah pada diri seorang manusia yakni menjadi tidak beredar tentu akan mempunyai konsekwensi yang berbeda, yaitu badan dinyatakan tidak normal atau tidak sehat bahkan akibatnya kematian. Aturan tumbuhan-tumbuhan tidak boleh jalan-jalan sekalipun mereka hidup. Aturan lapar perintah untuk makan dan haus untuk minum, tidak pernah terjadi jika seorang lapar maka menimbulkan kelaziman kata kerja (perintah) selain makan misalnya; “kalau kamu lapar kamu mesti panjat gunung agar kenyang”, kalau kamu haus kamu harus lari 1000 meter agar hilang dahaganya, jika ada perut lapar menuntut pemiliknya panjat gunung setinggi 2500 km dari permukaan laut, atau tenggorokan haus ada tuntutan darinya lari 1000 meter itu adalah suatu yang di luar aturan, dan mustahil terjadi. Aturan ini berlaku untuk semua orang bahkan binatang sekalipun. Siapakah yang meletakkan aturan itu kalau bukan Yang Maha Agung, Sang Maha Pengatur, Sang Maha Pandai dan Pintar. Adakah yang berpendapat bahwa itu adalah hasil kesepakatan antar perut manusia maupun binatang untuk mempunyai aturan yang sama, yakni jika lapar perlu makan, jika haus perlu minum. Jika ada, kapan kesepakatan itu terjadi? Adakah orang atau makhluk lainnya yang mengaku bahwa aturan itu telah dibuat olehnya bukan dibuat oleh Dzat Yang Maha Pencipta? Masih banyak aturan-aturan dalam diri manusia dan dalam makhluk lainnya yang tidak terhitung jumlahnya, berlaku tanpa campur tangan siapapun dari golongan makhluk dan ia berjalan dengan baik, dan sampai kini belum ada yang mengaku telah membuat aturan-aturan itu kecuali Sang Pencipta Sejati yaitu Allah swt.
d. Pergerakan
Matahari bergerak tidak pernah berhenti, ia selalu terbit dari timur dan terbenam di barat, jantung tiap saat berdetak dengan nada yang rapi dan indah jika seorang itu sehat. Pohon-pohonan selalu bergerak mencari cahaya matahari dalam pertumbuhannya, siapakah yang menggerakkan itu semua? Adakah itu suatu proses kebetulan atau adakah menusia yang sering membangkang dan meragukan adanya Dzat Yang Maha Mengerakkan yaitu Allah. Bumi berotasi pada dirinya dan pada planet lain, demikian juga planet-planet berotasi pada dirinya dan juga pada planet lainnya. Pergerakannya adalah satu arah searah putaran jam dan juga searah putaran orang-orang bertawaf di hadapan Ka’bah. Kemampuan siapakan yang ada untuk memutar bumi? kemampuan siapakah yang dapat menerbitkan dan membenamkan matahari setiap pagi dan petang tanpa berubah jadwalnya? Dan tidak pernah keliru walau sekalipun untuk terbit dari barat dan terbenam di timur, yang bila itu terjadi maka itu berarti berakhirnya alam dunia ini. Tentu tidak akan ada golongan manapun untuk menyanggupi memberhentikan peredaran matahari, bulan, dan lain sebagainya. Adakah manusia yang angkuh mampu membuatnya? Dapatlah kita bayangkan bagaimana gerak suara tangis bayi di seluruh dunia yang nampak sama, siapa yang membuatnya? Gerak pipi untuk tersenyum, membuat seseorang merasa nyaman, senang dan indah. Semua manusia suka akan senyuman itu. Kenapa gerak pipi yang tidak seseberapa itu menimbulkan daya pikat tersendiri, padahal dengan mengangkat bagian yang sangat terbatas dari pipi dan memanjang garis tutup bibir bukan perubahan yang luar biasa, tetapi kenapa dengan senyum membuat orang yang tersenyum dan yang melihatnya tersenyum menjadi lega dan berperasaan plooong? Siapa yang membuat orang terpikat karena senyuman? Senyuman telah memikat orang yang garang menjadi lembut di mana saja ia melihat dan menjumpainya dari siapapun orangnya. Kenapa bisa terjadi? Adakah ini kemampuan manusia yang membangkan terhadap penciptanya? Manusia juga pernah merasa senang dan gembira ketika ia sedang disenyumi oleh monyet miliknya atau di kebun binatang atau di mana saja. Dan senyuman yang diberikan tidaklah memakan waktu yang lama. Karena senyuman yang diberikan dalam waktu yang lama akan membawa dampak yang kurang baik bagi yang senyum dan yang disenyuminya. Dampak itu berupa imej sebagai orang kurang waras dan yang disenyumi merasa berada dalam keadaan yang kurang nyaman. Siapa yang membuat aturan demikian? Pasti jawabannya adalah Allah Tuhan seru sekalian Alam.
e. Moral
Dapatlah satu lagi bukti di antara banyak bukti untuk menyatakan dan mengakui keberadaan Sang Pencipta Yang Agung melalui teori moral, baik yang ada pada diri manusia maupun binatang. Moral ini berlaku pada semua golongan, ras, agama, bangsa atau apapun bentuk penggolongannya. Menghina itu merupakan suatu perbuatan buruk yang sudah dikenal dan diakui oleh semua jenis, ras, suku manusia; ketidakadilan itu menyengsarakan dapat dirasakan oleh semua ragam manusia; tidak ada manusia mengatakan atau meyakini bahwa kebohongan, penindasan, pengkhianatan, penghinaan, kebodohan, kejahatan, kesombongan, kedengkian, kepengecutan dan lainnya yang senada dengan itu dianggap sebagai suatu kebaikan, dan mengatakan serta meyakini juga bahwa adil, santun, ramah tamah, jujur, sabar sebagai perbuatan buruk. Seluruh jenis manusia dengan berbagai latar belakang dirinya baik yang terdidik maupun yan tidak terdidik dapat dipastikan mereka akan menganggap bahwa adil, santun, ramah tamah, jujur, sabar sebagai perbuatan baik yang perlu dipraktekkan setiap hari. Sedang kebohongan, penindasan, pengkhianatan, penghinaan, kebodohan, kejahatan, kesombongan, kedengkian, kepengecutan sebagai suatu yang buruk, keji dan jahat yang patut dan wajib dihindari. Siapakan yang meletakkan anggapan-anggapan ini dalam diri manusia. Menghadapi sifat buruk ini tidak cuma dilihat oleh penganut agama tertentu tetapi dalam diri manusia telah dipasang software yang menyatakan itu adalah buruk, atau yang buruk itu buruk dan yang baik itu baik. Siapakah yang meletakkan software (perangkat lunak) demikian itu? Adakah manusia sendiri? Bila ada orang yang menyatakan bahwa baik buruk bisa didapat melalui logika, rasional bukan software yang telah ada dan tersedia, maka pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang telah membuat kesepakatan untuk melogikakan bahwa sifat-sifat di atas adalah buruk, dan siapakah yang memberikan standard dan batasan sifat-sifat tersebut sehingga dapat dirasakan dan dipikirkan sama dan berlaku untuk semua manusia. Kalau juga masih membangkang dengan itu maka pertanyaan selanjutnya siapakah yang telah meletakkan akal untuk berpikir, dan semua yang berpikir mesti memakai akal, lalu akalnya menentukan standar moral itu?, adanya keseragaman pemakaian akal untuk berpikir siapakah yang meletakkan? Atau kapan seluruh manusia berkumpul untuk sama-sama menyepakati penggunaan akal untuk berpikir? Adakah akal sebagai instrument untuk berpikir pernah berhenti atau dia berjalan terus cuma manusianya tidak menyadari bahwa dirinya sedang berpikir dan menjadi lamunan kosong? Adakah seseorang yang memandang keadilan itu buruk di seluruh dunia? Siapakah yang mengajari bahwa adil itu baik? Tentu semua ini di luar jangkauan pikiran manusia, semua itu adalah setting Sang Maha Pencipta Allah swt. Ini adalah bukti bahwa Tuhan itu ada dan Maha Pencipta dan tidak dicipta dan tidak pernah dilahirkan atau melahirkan.
f. Tawa dan tangis manusia dari Allah swt
Allah untuk ke sekian kalinya menunjukkan akan ada-Nya, ayat sedikit sekali orang memperhatikan akan existensi tawa dan tangis. Allah berfirman:
“….dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”, (An-Najm 43)
Salah satu bukti keadilan Allah swt. Jika diperhatiakan model tawa dan tangis yang diciptakan untuk manusia adalah sama meskipun bahasa dan bangsa mereka berbeda. Tidak ada tertawa khas Arab, khas Perancis, khas Inggris, Khas Amerika, Khas Indonesia. Tidak ada tangis dan tawa khas khas benua Asia, benua Afrika atu khas Australia. Semua tangis dan tawa adalah sama kecuali tawa dan tangis yang dibuat-buat sendiri oleh manusia. Dan bila ada tawa dan tangisan dibuat-buat pasti akan segera dapat dibedakan antara tangis dan tawa yang asli dari Allah dengan tawa dan tangis yang dibuat-buat.
- Sebuah tantangan
Adakah seorang penemu yang mengaku telah menciptakan sesuatu dari yang tidak ada? adakah sampai hari ini, detik ini yang mengaku telah menciptakan bumi, langit dan segala isinya, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan? mencipta seekor lalat? Menciptakan nyamuk dengue, ular, tikus, flu burung dan lain sebagainya. Dengan penuh yakin sampai detik ini dan sampai berakhirnya alam ini tidak akan pernah ada manusia mengaku telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya.
Sudah menjadi kebiasaan manusia apabila telah menemukan suatu teori atau mencipta suatu karya maka ia akan berkoar-koar dengan gayanya sendiri untuk menyatakan dirinya telah menemukan sebuah teori sehingga disebut sebagai penemu teori, atau jika mencipta sebuah karya maka dia disebut sebagai pencipta atau penemu barang karyanya itu dan mengakuinya dengan penuh kebanggaan. Misalnya Thomas Edison telah menemukan listrik, maka dia disebut sebagai penemu listrik, dan mengaku dirinya adalah penemunya, seorang pencipta lagu dia dengan bangga akan mengatakan dan mengaku bahwa dia adalah pencipta lagu itu, sebuah teori yang ditemukan Robert Eistein tentang gaya gravitasi bumi dia mengakuinya sebagai yang menemukan teori itu dan disebut sebagai penemu teori tersebut dengan bangganya karena telah menemukan teori itu. Menemukan teori dari suatu proses yang sudah ada bukan berarti dia menciptakan dari tiada. Semua apa yang dihasilkan oleh karya dan daya pikir manusia, dia akan mengakui dan mengatakan dia adalah penemu suatu teori atau pencipta suatu karya. Adakah di antara manusia atau makhluk lainnya yang mengakui telah menciptakan langit dan bumi beserta isi dan kegiatannya dari ketiadaannya? Hanya Satu Dzat yang menyatakan diri telah menciptakannya, Dzat Yang Maha Agung yakni Allah swt. Dia menantang siapa saja untuk membuktikan adanya pencipta bumi dan langit beserta isinya selain Dia.
“Hai Manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah oleh mu perumpamaan itu sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pula yang disembah. ( QS. al-Hajj 73).
Sebuah tantangan hanya untuk mencipta seekor lalat bukan bumi dan langit serta planet-planet lainnya yang besar-besar, sebuah tantangan yang berlaku sepanjang masa. Tantangan ini datang dari Allah swt. berlaku untuk semua dan siapa atau apa saja baik secara bersendirian maupuh kolektif. Meskipun pakar-pakar ilmuan seluruh dunia berkumpul dan bekerja sama untuk membuatnya, mereka pasti tidak akan pernah mampu untuk mencipta seekor lalatpun. Sekalipun ilmu manusia telah sampai menembus bulan atau bahkan melebihinya dan menghunjam perut bumi, akan tetapi mereka tidak akan pernah mampu untuk menciptakan seekor lalat. Hanya seekor lalat, ya hanya seekor lalat, tantangan yang kecil dari Allah untuk manusia pengingkar dan pembangkang.
Bahkan pada kasus-kasus tertentu manusia tidak berdaya berhadapan dengan lalat. Hinggapan kaki-kaki kecilnya di atas makanan manusia dapat menjadikan manusia mengerang kesakitan dan dipaksakan untuk membiayai nikmat sehatnya yang hilang dengan sebab seekor lalat. Mengapa masih ada manusia yang tidak berpikir, mengapa masih ada manusia yang membangkan akan kewujudan Tuhannya. Mengapa juga masih menafikan kekuasaan mutlak-Nya. Allahummahdini shirathakal mustaqim wa audzu bika mimma sequuluuna wa yashifuun.
- Keesaan Tuhan
Menurut ajaran Islam bahwa manusia sejak kali pertama ada telah mempercayai akan keesaaan Tuhan. Nabi Adam dan Hawa mempercayai bahwa Tuhan adalah Tunggal dan Maha Pencipta, demikian juga pendapat pakar sejarah seperti Max Mueller, yang menyatakan bahwa manusia purba adalah manusia yang monotheistik, manusia yang berkeyakinan akan ke-esa-an Tuhan. Mereka menyembah satu Tuhan, menyembah berhala, bulan, bintang, manusia atau lainnya merupakan penyimpangan yang terjadi di kemudian hari. Dengan kata lain, bukanlah pada awalnya manusia menyembah berhala, menyembah manusia atau mahkluk lain, dan beransur-ansur karena perkembangan budaya lalu manusia menyambah Tuhan yang Satu.
Dasar ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha Esa, Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan, dalam agama Islam dikenal konsep tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati umat Islam. Tauhid berasal dari bahasa arab yaitu Wahhada yang berarti menunggalkan, mengesakan. Maka tauhid dapat dikatakan sebagai sebuah konsep yang harus diyakini bahwa Tuhan umat Islam (Allah) adalah Esa. Konsep tauhid telah dimulai sejak zaman Nabi Adam, tetapi kemudian menyimpang yang pada akhirnya diperkuat ketauhidannya oleh Nabi Ibrahim, maka Nabi Ibrahimlah yang selalu disebut sebagai “Bapak Tauhid”, pemimpin agama (organized religion) tauhid yang pertama.
Imam Ibnu Katsir (seorang mufassir ternama) membagi tauhid secara konseptual dalam dua bentuk, yaitu sebagai:
- Tauhid Formal (tauhidul ism), yaitu meyakini bahwa Allah adalah Esa, secara otomatis dengan namanya tersebut, maka penyebutan dengan nama lain selain Allah tidak diperbolehkan.
- 2. Tauhid Konseptual (tauhidul ma’na), yaitu konsep tauhid yang mementingkan sisi konseptual bahwa ketuhanan dalam Islam adalah Esa. Oleh karena itu, Al-Qur’an surat Al-Isra: 110 mengatakan bahwa :
“serulah Dia Allah atau Ar-rahman, nama apa pun yang kamu pakai untuk memanggil-Nya, ingatlah bahwa Dia itu mempunyai nama-nama yang baik…”
- i. Konsep-konsep Ketuhanan yang menyimpang menurut Mc Muller.
- Dinamisme
Dinamisme mempercayai benda-benda tertentu mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-hari.
- Animisme
Animisme percaya bahwa tiap benda mempunyai roh. Roh dianggap mempunyai rupa, dan butuh makanan. Roh-roh tersebut ditakuti dan dihormati bangsa primitif, maka perlu dibuat senang, dengan memberikan sesajen, sesuai petunjuk dukun. Roh tidak boleh dibuat marah, sebab kalau marah akan menimbulkan malapetaka. - Politeisme
Paham politeisme mempercayai dewa-dewa. Tiap dewa mempunyai tugas tertentu. Tujuan hidup manusia memberi persembahan dan sesajen, juga berdoa untuk menjauhkan dari amarah dewa.
- Henoteisme
Henoteisme mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa. Bangsa lain mempunyai Tuhan sendiri. Tuhan mereka disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional mereka.
j. Allah swt Pencipta alam semesta
Allah adalah Khaliq (Pencipta segala sesuatu). Ciptaannya biasa disebut makhluq (ciptaan). Khaliq dan Makhluq adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang diambil dari kata kerja khalaqa yan artinya membuat atau mencipta. Kata Khaliq termasuk kata subjek (isim fa’il) yang mengandung arti : yang membuat atau yang mencipta. Sedang makhluq termasuk kata benda penderita (ism maf’ul) yang bermakna: yang dibuat atau dicipta.
Semua benda hidup ataiu mati yang ada di sekeliling kita termasuk manusia disebut makhluk. Langit dan bumi beserta isinya yang ditangkap oleh pancaindera (alam nyata) dan juga alam yangtidak ditangkap oleh pancaindera seperti barzakh, surga, neraka, arsy, dan alam ghaib lainnya itu pun termasuk makhluq. Artinya selain Khaliq adalah makhluq. Selain Allah swt adalah makhluq.
Allah adalah pencipta alam secara semesta dan seisinya. Maka, inilah arti sesungguhnya dari ketergantungan manusia sebagai makhluq-Nya. Sesuatu yang tergantung tidak dapat dibayangkan tanpa adanya tempat ia bergantung. Allah adalah dimensi yang memungkinkan adanya dimensi-dimensi lain. Dia memberikan arti dan kehidupan kepada setiap sesuatu. Dia serba meliputi secara harfiah. Dia adalah tak terhingga dan hanya Dia sajalah yang tak terhingga. Di dalam kehidupan, setiap sesuatu yang selain dari Dia terlihat tanda keterhinggaannya dan tanda bahwa ia adalah ciptaan Allah. Segala sesuatu selain-nya akan musnah.
Dari sinilah kemudian muncul term syirik yang berarti “ganda” atau menyekutukan, artinya perbuatan yang menganggap bahwa ada zat yang Maha Agung selain Allah, tidak sebatas itu kemudian tenggelam dalam menuhankannya. Syirik merupakan perbuatan dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah.
Demikian indahnya konsep ketuhanan dalam Islam yang tiada tandingannya, ia sempurna sehingga kesempurnaannya dapat dipahami oleh siapa saja, baik yang sekolah maupun yang tidak sekolah, orang pelosok dan kota.
- B. Konsep Alam.
- Menurut faham liberalis, individualis atau kapitalis, alam dapat dimiliki dan dikuasai secara bebas oleh individu tanpa terbatas. Alam dapat dijadikan kapital atau modal.
- Menurut faham komunis, alam adalah milik Negara (komune), untuk digunakan bersama oleh seluruh rakyat negara.
- Menurut Undang-undang Dasar 1945 pasal 33:
(1) Perekonomian sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. (2) Cabang produksi penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai Negara. (3) Bumi, air, serta kekayaan alam dikuasai Negara untuk kesejahteraan rakyat.
- Menurut Al Qur’an
Alam diciptakan secara sungguh-sungguh, tidak main-main (Ad-Dukhan 38:39). Alam diciptakan untuk kesejahteraan manusia (Al-Baqarah 2:29). Pemilik alam adalah Allah, manusia hanya memanfaatkan (Ali Imran 3:109). Manusia mengolah alam sesuai aturan Allah, bukan menurut keinginan manusia. Eksplorasi alam dilakukan dengan cara halalan thayyiban (halal dan baik) bukan dengan riba (berlebihan). Kepemilikan manusia terhadap alam “milik relatif” pada usahanya, bukan mengambil hak Pemilik (Allah), karena pemilik hakiki adalah Allah. Pendistribusian alam harus adil berdasarkan prestasi kerja, maka harus berlomba untuk berprestasi (fastabiqul khairat).
- C. Hakekat Manusia
Menurut Islam manusia terdiri atas dua aspek:
- a. Aspek material (jasmaniah)
Manusia berasal dari benda padat berupa tanah kasar (turab): Ali Imran 3:59, Al Kahfi 18:37, menjadi sari pati (sulalah) Al Mukminun 12.
Atau dari tanah liat (tin): Al A’raf 7:12, Al An’am 6:2. Lalu menjadi air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) Al Mukminun 23:13, lalu menjadi segumpal darah (‘alaqah).
Lalu menjadi daging (mudghah). Lalu dari dari mudghah tersebut itu Allah menjadikannya tulang (‘idhama). Lalu tulang itu (‘idhama) dibungkus daging menjadi makhluk yang berbentuk lain, yaitu janin (Al Mu’minun 23:14)
Kemudian Allah meniupkan roh dan nyawa sehingga menjadi makhluk yang bernyawa (manusia). (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
- b. Aspek immaterial (kerohanian)
Aspek immaterial atau kerohanian manusia terlihat dari aktivitas jasmaniah. Menurut Imam Ghazali, aspek immaterial manusia terdiri atas:
Pertama, ruh berupa daya manusia mengenal dirinya, mengenal Tuhannya, kemampuan mempelajari ilmu pengetahuan, kepribadiannya, akhlak nya, dan sebagai penggerak dalam aktivitas ibadah kepada Tuhan.
Kedua, nafs, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot, syaraf, tanda kehidupan dan nyawa. Nafs terdiri atas nafs insaniyah atau nafs malakiyah (kemalaikatan) dan nafs hayawaniyah atau nafs bahamiyah (kebinatangan). Untuk merantarai kedua nafs tersebut, manusia diberi akal.
- 1. Proses Kejadian Manusia
a. Melalui masa yang tidak disebutkan (Al Insan 1)
b. Mengalami beberapa tingkatan kejadian (Nuh 14)
c. Ditumbuhkan dari tanah seperti tumbuh-tumbuhan (Nuh 17)
d. Dijadikan dari tanah liat = Lazib (As Shaffat 11)
e. Dijadikan dari tanah kering dan lumpur hitam (Shalshal dan hamain) (Al Hijr 28)
f. Berproses dari saripati tanah, nuthfah dalam rahim, segumpal darah, segumpal daging, tulang, dibungkus dengan daging, makhluk paling baik. (Al Mukminuun 12-14)
g. Kemudian ditiupkan roh (As Shaad, Al Hijr 29)
Manusia diciptakan dari tanah dengan bermacam-macam istilah, yaitu: turab (tanah), tanah kering (Shal-shal), lumpur hitam (Hamain), Thin (tanah liat kering) dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa fisik manusia berasal dari macam-macam bahan yang ada di tanah.
- 2. Keistimewaan manusia dari makhluk lain
- Manusia sebagai ciptaan yang tertinggi dan terbaik (At Tin 4)
- Manusia dimuliakan dan diistimewakan Allah (Al Isra 70)
- Mendapat tugas mengabdi (Adz Dzariyat 56) dengannya dapat sebutan hamba Allah
- Memiliki peranan khalifah dengan berbagai tingkatannya (Al An’am 165)
- Mempunyai tujuan hidup, yaitu mendapatkan ridla Allah (Al An’am 163)
- Untuk melaksanakan tugas serta peranannya guna mencapai tujuan hidupnya manusia diberi peraturan-peraturan hidup (An Nisa 105)
- 3. Sifat-sifat manusia antara lain
- Bersifat tergesa-gesa (Al Isra 11)
- Sering membantah (Al Kahfi 54)
- Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al Adiyat 6)
- Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al Ma’arij 19)
- Putus asa bila ada kesalahan (Al Ma’arij 20)
- Kadang-kadang ingat Tuhan karena penderitaan (Yunus 12)
- 4. Penggolongan manusia
- Menurut surat Al Fatihah :
1) Yang diberi nikmat petunjuk
2) Yang dimurkai Tuhan
3) Yang sesat
4) Kafirin
5) Munafiqin
- b. Yang dicintai dan yang dimurkai Allah
- 1. Yang dicintai
a) Muhsinin (Al Baqarah 195; Al Imran 134; Al A’raf 36),
b) Tawwabin, mutathohirin (Al Baqarah 222; As Asyura 69; At Taubah 120),
c) Shabirin (Al Imran 146),
d) Muttaqin (Al Imran 76, At Taubah 36),
e) Muqsithin (Al Maidah 42),
f) Mutawakilin (Al Imran 159) Mujahid fisabilillah dengan organisasi yang rapi (As Shaaf 4),
- 2. Yang dimurkai Allah :
a) Fasiqin (As Shaaf 5),
b) Mufsidin (Al Maidah 64; Yunus 81),
c) Dzolimin (At Taubah 19),
d) Kafirin ( At Taubah 37 ),
e) Khowwanin kafur (Al Hajj 38),
f) Mustakbirin (An Nahl 23),
g) Musrifin (Al An’aam 141)
h) Kadzibun Kaffar (Az Zummar 3),
i) Musrifun Kaddzab (Al Mukmin 28)
- D. Penggolongan yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits ada dua:
- 1. Yang baik (Ashhabul Yamin, Ashabul Maimanah, Khairul Bariyah
dan lain-lain)
- 2. Yang tidak baik (Ashhabus syimal, Ashabul mas’amah, Syarrul bariyah dan lain-lain)
- E. Kehidupan Manusia
- a. Tujuan hidup : mencari Ridla Allah SWT (Al An’aam 163)
- Tujuan hidup : mengabdi kepada Allah dalam berbagai aspek kehidupan (Adz-Dzariyat 56)
- c. Peranan hidup :
a. Khalifah Allah untuk mewujudkan kehendk ilahi di muka bumi, memakmurkan alam dan lain-lain.
b. Pelanjut risalah ajaran-ajaran Allah dan membelanya (Al Imran 110)
- d. Pedoman hidup : Al Qur’an dan as Sunah (Al Isra 9; An Nisa 59, 105)
- e. Teladan hidup : Muhammad Rasulullah SAW (Al Ahzab 40)
- f. Kawan hidup : Mukminin dan Mukminat (Al Hujurat 10)
- g. Lawan hidup : Syetan dan sifat-sifat syetan seperti syirik, kufur dan lain-lain (Al Baqarah 168, Al An’aam 142)
- h. Bekal hidup : Seluruh alam raya dan isinya (Al jasiyah 13)
- F. Peran Manusia
Dalam Al Quran manusia banyak memiliki peran yaitu sebagai Al Basyar (jasad, tubuh, jasmani dan biologis), Al Insan (potensi untuk berkembang, tumbuh secara fisik dan mental menghasilkan kreatifitas dan kesenian), Al Nas (fungsinya sebagai makhluk sosial) (Al Hujurat 49:13), Bani Adam (kemanusiaan, tidak tergoda syaitan, keluarga bersaudara), As Ins, Abdillah (pengabdi Allah, hamba Allah yang wajib beribadat, dan dimiliki Allah), dan Khalifah Allah (memelihara alam dan bertanggung jawab kepada Allah).
SOAL-SOAL LATIHAN
BAB II
- Jelaskan secara ratio disertai contoh bahwa adanya gejala-gejala alam ini menunjukkan adanya Allah !
- Jelaskan konsep ketuhanan bangsa primitif yang dianggap menyimpang menurut Mc. Muller dan juga Islam !
- Jelaskan konsep pengelolaan alam menurut Liberalis, Komunis, Pancasila dan Islam (Al Quran) !
- Jelaskan konsep manusia menurut Islam, dari aspek jasmani (fisik) dan rohani (non fisik) !
- Jelaskan peran manusia menurut Islam (Al Quran) !
Tanda TanganDosen | Tanda TanganMahasiswa |
LEMBAR JAWABAN
SOAL-SOAL LATIHAN
BAB II
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai dan Tanda Tangan Dosen Nilai :Tanda Tangan : | Nama, Nilai danTanda Tangan Mahasiswa NamaNilai :Tanda Tangan : |
UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Lembar Tugas
Ringkasan Pemahaman Materi
Bab………… Topik ……………………………………………..
Nama :…………………………………………………………….
NIM : ……………………………………………………………
Seksi : …………
Tulislah pemahaman Anda tentang materi tersebut diatas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Paraf Dosen Paraf Mahasiswa
…………………. ………………………………
Catatatn :
1. Lembar Tugas ini, setelah diisi, agar diserahkan kepada Dosen sebelum selesai perkuliahan.
2. Mengisi dan menyerahkan Lembar Tugas ini merupakan komponen TUGAS, bobot nilai 20 %.