GELOMBANG BUNYI
Bunyi atau Suara merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-hari. Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan inspirasi saat kita sedang belajar, bekerja atau beraktifitas.
Adakalanya bunyi itu bisa juga menjadi sumber polusi manakala yang kita dengar itu berupa musik keras yang berlebihan, suara bising knalpot kendaraan bermotor, suara mesin pesawat terbang dan aktifitas pabrik.. semuanya dapat menjadi sumber polusi suara
Dalam fisika, Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang longitudinal ke segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas. Sumber getar tersebut bisa saja berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan ombak di pantai.
Penjalaran & Laju Gel Longitudinal
Manusia dapat mendengar bunyi saat gelombang bunyi merambat di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan ultrasonik dan di bawah 20 Hz dinamakan infrasonik.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi akan merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara.
Dengan meninjau gerak elemen fluida pada sebuah penghisap yang ditarik dan didorong saat berisi fluida, diperoleh kecepatan bunyi dalam medium fluida :
v = √ B/ρo
v = kec gel bunyi
B = modulus lenting elastis/Bulk
ρo = masaa jenis fluida
Kecepatan bunyi di dalam gas
γ = perbandingan kalor jenis
ρo = massa jenis gas
po = tekanan gas
Gelombang Longitudinal berjalan
Untuk gelombang longitudinal menjalar kekanan dan variasi tekanan didalam gelombang bunyi, :
p = b k Ym sin ( k x – ω t )
Karena b sebanding dengan ρo v2
Maka p = k ρo v2 Ym sin ( k x – ω t )
Dengan po = k ρo v2 Ym
= amplitudo tekanan
SOAL :
1. Variasi tekanan maksimum P yang dapat ditolerir oleh telinga di dalam bunyi yang nyaring adalah 28 N/m2 ( 28 Pa ). Tekanan atmosfir normal adalah 100.000 Pa. Tentukan per -geseran maksimum yang bersangku tan untuk sebuah gelombang bunyi di udara yang mempunyai frekuensi sebesar 1000 Hz, kecepatan bunyi 331 m/dt dan ρo = 1,22 kg/m3
Jawab :
Dengan data yang ada maka didapat Ym = 1,1 x 10 -5 m
Amplitudo-amplitudo pergeseran untuk bunyi yang paling nyaring adalah kira-kira 10 -5 m yang sungguh merupakan sebuah nilai yang sangat kecil. Dengan demikian pada pembahasan bunyi tidak banyak membahas amplitudo pergesaran, melainkan pada tekanan atau intensitas bunyi
Resonansi Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala gelombang seperti interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair atau gas) dan tidak dapat merambat dalam vakum.
Peristiwa resonansi bunyi ditemukan pada :
- Gitar / dawai
- Pipa Organa terbuka
- Pipa organa tertutup
Untuk seutas tali yang terikat, maka resonansi bunyi terjadi pada frekuensi – frekuensi :
n = 1, 2, 3…….
v = laju gelombang
f = frekuensi
f1 = frekuensi nada dasar/fundamental
f2 = frekuensi nada atas pertama
f3 = frekuensi nada atas kedua, dst
Sedangkan resonansi pada pipa organa dengan kedua ujung terbuka akan berlaku hubungan :
n = 1, 2, 3…….
v = laju gelombang
f = frekuensi
f1 = frekuensi nada dasar/fundamental
f2 = frekuensi nada atas pertama
f3 = frekuensi nada atas kedua, dst
SOAL :
2. Dawai banyo panjang 30 cm beresonansi dengan frejuensi dasar 256 Hz. Kalau diketahui bahwa sebuah dawai sepanjang 80 cm, berat 0,75 gr dilewati gelombang dengan kecepatan bunyi yang sama, tentukan tegangan dalam dawai banyo
TINGKAT INTENSITAS BUNYI
Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz). Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan nada, sedangkan bunyi tunggal yang frekuensinya tidak teratur dinamakan desis. Amplitudo gelombang menentukan kuat-lemahnya suatu bunyi atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Tingkat Intensitas bunyi adalah perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang
Intensitas Ambang adalah Intensitas minimum gelombang bunyi yang masih dapat terdengar cukup jelas
I
TI = 10 log —- dB ( desi Bell )
Io
Io = Intensitas ambang
= 10-12 W/m2
I = Intensitas bunyi
TI = Tingkat intensitas
Soal :
3. Tentukan tingkat intensitas bunyi yang mempunyai intensitas 2 x 10 -8 W/m2
TI = 10 log I/Io
= 10 log 2 x 10 -8 / 10-12
= 10 log 2 x 0 +4
= 10 log 2 + 10 log 10 +4
= 10 x 0.3 + 10 x 4
= 3 + 40
= 43 dB
4.Tentukan tingkat intensitas dari intensitas bunyi ambang
5.Tentukan intensitas bunyi yang mempunyai tingkat intensitas 80 dB
EFEK DOPPLER (Christian Johanes Doppler)
Adakalanya frekuensi yang didengar oleh pengamat mengalami perubahan sacara tiba-tiba manakala sumber bunyi (misal klakson mobil) bergerak mendekati atau menjauhi menurut pengamat yang diam. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan frekuensi yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber getarnya relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan antara pengamat dan sumber saling mendekat, maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih tinggi, dan bila kedudukannya saling menjauh maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih rendah. Dan fenomena ini berhasil dijelaskan oleh fisikawan Christian Johann Doppler (1803-1855) pada tahun 1842.
v ± Vp
fp = fs————–
v ± Vs
fp = frekuensi yang terdengar
fs = frekuensi sumber
v = kecepatan bunyi
vp = kecepatan pendengar
vs = kecepatan sumber
Penentuan +/ – kecepatan
- + Vp dan – Vs :
Sumber dan pengamat didalam arah yang menuju satu sama lain
- – Vp dan + Vs :
Sumber dan pengamat di dalam arah yang menjauh satu sama lain
Jika kecepatan angin diperhitungkan :
fp = fo
Vm = kecepatan medium angin
+ Jika searah pendengar
– Jika tidak searah
Soal
6. Mobil dengan kecepatan 30 m/dt mendekati sirine pabrik yang berfrekuensi 500 Hz
a. Jika laju rambat bunyi dalam udara 340 m/dt, berapa frekuensi yang didengar
pengemudi
b. Bagaimana kalau mobil menjauh
c. Jika kecepatan angin 50 m /dt ( searah dengan sumber bunyi), berapa frekuensi yang
didengar untuk kasus a
Jawab :
v + vp
a. fp = fs ————–
v + Vs
dengan memasukkan data yang diketahui, dapat dihitung fp > 500