MATERI 8

Bahan Presentasi : Materi 8

BAB VIII

AKHLAK

A.        Definisi Hikmah dan Sumber

1. Secara Bahasa.

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah meng-Indonesia, ia merupakan bentuk jama’ dari kata khulq. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq  yang bermakna pencipta dan kata makhluq  yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada makna “penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian manusia.

Para ahli bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabi’at, kebiasaan, perangai, aturan.

2. Secara Epistimologi

Para ulama ilmu akhlak merumuskan definisinya dengan berbagai ungkapan di antaranya adalah sebagai berikut:

a.       Ibnu Maskawah (w.421 H/1030M) menyatakan

Akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa mempengaruhi untuk bertngkah laku tanpa pemikiran  dan pertimbangan.

b.       Sidi Ghazalba, menurutnya

Akhlak adalah sikap keperibadian yang melahirkan perbuatan manusia terhadap Tuhan dan manusia, diri sendiri dan makhluq lain, sesuai dengan suruhan dan larangan serta petunjuk al-Qur’an dan Hadits.

Berdasarkan pengertian di atas, terdapat beberapa ciri dalam perbuatan akhlak Islam ini,  yaitu:

  1. Perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa yang menjadi kepribadian seseorang.
  2. Perbuatan yang dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
  3. Perbuatan itu merupakan kehendak diri  yang dibiasakan tanpa paksaan
  4. Perbuatan itu berdasarkan petunjuk al-Qur’an dan al-Hadis
  5. Perbuatan itu untuk berperilaku terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lainnya.

3.  Hikmah Kata Akhlak

Hikmah dari penggunaan kata akhlak yang memiliki sumber kata yang sama dengan kata khaliq dan makhluk di antaranya adalah;

  1. Akhlak adalah  perkara  besar sebesar kejadian penciptaan alam dan manusia itu sendiri. Sehingga apa saja yang terlahir dari manusia, akan membawa akibat bagi pelakunya hingga ke hari kiamat sebagai pertanggung jawaban, dan itu adalah masalah besar bagi manusia.
  2. Penciptaan alam bukanlah dikehendaki atas dasar kesia-siaan, sebagaimana perilaku manusia ada perintah untuk meninggalkan seluruh perilaku yang sia-sia, yang demi tujuan ini Sang Khaliq mengutus utusan-Nya untuk menyempurnakan akhlak.
  3. Kaitan asal kata yang sama dengan khaliq dan makhluq menunjukkan bahwa akhlak itu tidak semata pada perilaku hubungan manusia dengan manusia, melainkan manusia dengan Sang Khaliq dan seluruh makhluq dan harus bersumber dari Sang Khaliq.
  4. Nasib alam semesta ini yang menyangkut baik dan buruknya sangat bergantung kepada akhlak manusia. sebagaimana senantiasa disabdakan Rasulullah saw.
  5. Demikian juga nasib manusia di hadapan Allah (Penciptanya) adakah  ia mendapat rahmat dan ridla-Nya atau tidak sangat bergantung kepada akhlaknya denganNya, sesama manusia, dan makhluk Allah lainnya.
  6. Akhlak adalah peranti lunak bagi manusia untuk menjalankan hidup dan kehidupan, baik yang merupakan hubungan Tuhan, makhluk-Nya dan pada dirinya sendiri.

B.        Etika

Sebagian orang ada yang menyamakan pengertian AKHLAK dengan etika. Apa etika itu? Etika berasal dari bahasa Yunani dari kata ethos yang berarti adapt atau kebiasaan. Pengertiannya secara ilmu pengetahuan ialah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia, dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh dapat ditentukan oleh akal. Etika adalah bagian dari teori nilai (axiology) yang merupakan suatu kerangka filsafat, dan filsafat itu adalah kerja akal.

C. Moral

Dalam bahasa Latin ethos itu disebut mores (kata tunggalnya ;mos)dari kata inilah moral berasal, yang dalam bahasa Indonesia disejajarkan dengan susila atau kesusilaan. Yang dimaksud dengan moral ialah, norma-norma yang sesuai dengan konsep-konsep yang umum diterima tentang laku perbuatan manusia, mana yang baik dan wajar. Dari pengertian dipahami bahwa moral  adalah perilaku perbuatan yang diukur dari ukuran-ukuran perbuatan yang diterima oleh lingkungan pergaulan hidup.

4. Sumber-Sumber Akhlak Islam

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Imam MaliK)

Landasan berakhlak adalah bersumber dari:

1.       Al-Qur’an   

Akhlak Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai al-Qur’an yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah bersabda, jika hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…

2.       As-Sunnah              

Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan memutuskan.

Dalam Rukun Iman ada pengajaran akhlak, dengan iman kepada Allah, Rasul, kitab Suci adanya hari kebangkitan dan qadla dan qadar menjadikan manusia berakhlak mulia. demikian pula dalam Rukun Islam

“Allah berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45)

Dalam rukun Islam yang terdiri dari Syahadat, Shalat, puasa, zakat dan haji di dalam ada nilai akhlak yang tinggi baik kepada sesama makhluk maupun kepada Khaliqnya.

B.        Pembagian Akhlak

Akhlak terbagi pada dua macam yaitu akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) akhlak tercela (akhlakul madzmumah).

1. Akhlak terpuji

Akhlak terpuji adalah sikap sederhana dan lurus sikap sedang tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepati janji, amanah, istiqamah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah lembut, berharap dan bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah, pemaaf dan bertoleransi, kasih sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia, tafakkur pada ciptaan Allah, disiplin, berxsiaga dan berwaspada, menjaga lisan, adil dalam kata dan perbuatan, kebersihan, menimbang, apa adanya (qanaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, kehandalan, penuh arti, kedamaian, ketertiban, kebaikan, menolong tanpa pamrih, dermawan, ramah akrab, luwes, wajar , Gigih, rajin, benar, semangat, penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.

2   Akhlak tercela

Akhlak tercela adalah  sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh  jahil), malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa., penakut., utus asa, tidak bersyukur,kasar, ingkar,tidak tahu malu, Serakah, sombong, dendam, kebencian, ghildzah (kasar), curang, buruk  dan hina, Lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara sia-sia, perbuatan tidak sesuai  ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai, ghibah, adu domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau, egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya, bangga diri, melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian, pengecut dan penakut, al-faudha (gegabah)

C.        Objek Akhlak

Dari segi objeknya akhlak terbagi atas akhlak kepada Allah (Khalik) dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia dan kepada selain manusia.

1.  Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :

a.       Akhlak kepada Rosulullah SAW

Akhlak kepada Rosulullah, seperti mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

b.       Akhlak kepada  diri sendiri

seperti sabar, adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsudan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah dari Allah; syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya; tawadhu’, adalah rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.

c.       Akhlak kepada keluarga dan kerabat

Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat  yang berbeda agama  keluarga, karib kerabat dan lain-lain, seperti saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.

d.       Akhlak kepada tetangga dan masyarakat

Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang, lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.

Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dlam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat, termasuk diri sendiri, untuk berbuat baik dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.

Demikian juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama, tetangga, kawan, dan lawan

Bidang politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.

Bidang ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.

Bidang budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, guru dan lain sebagainya.

e.         Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)

Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya.

D.        Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari 

Islam membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.

  1. Melalui pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung  rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan.
  2. Melalui pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang benar diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
  3. Pembiasaan diri dengan nilai-nilai muliadalam kehidupan sehari-hari akan tertanam kuat menjadi jati diri.
  4. Memperbanyak membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk diamalkan.
  5. Memperbanyak membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal pikiran, inspirasi bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak mulia.

SOAL-SOAL LATIHAN

BAB IX

  1. Jelaskan pengertian akhlak secara bahasa dan istilah !
  2. Jelaskan ciri akhlak !
  3. Jelaskan pembagian akhlak !
  4. Jelaskan objek akhlak !
  5. Jelaskan pembinaan  akhlak dalam kehidupan sehari-hari !
  6. Jelaskan akhlak dalam konsumsi !
  7. Jelaskan jenis-jenis bisnis dalam yang dilarang dalam Islam !
  8. Jelaskan sistem distribusi menurut islam !
  9. Jelaskan prinsip-prinsip islam dalam kegiatan bisnis !
  10. Jelaskan langkah-langkah sukses dalam berbisnis menurut

Islam !

Tanda TanganDosenTanda TanganMahasiswa

LEMBAR JAWABAN

SOAL-SOAL LATIHAN

BAB IX

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Nilai dan Tanda Tangan Dosen  Nilai :Tanda Tangan : Nama, Nilai danTanda Tangan Mahasiswa NamaNilai :Tanda Tangan : 

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Lembar Tugas

Ringkasan Pemahaman Materi

Bab………… Topik ……………………………………………..

Nama    :…………………………………………………………….

NIM       : ……………………………………………………………

Seksi      : …………

Tulislah pemahaman Anda tentang materi tersebut diatas.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Paraf Dosen                                                                                                        Paraf Mahasiswa

………………….                                                                                                     ………………………………

Catatatn :

1. Lembar Tugas ini, setelah diisi,  agar diserahkan kepada Dosen sebelum  selesai perkuliahan.

2. Mengisi dan menyerahkan Lembar Tugas ini merupakan komponen TUGAS, bobot nilai 20 %.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *