LOGICO HYPOTETICO VERIFIKASI

Uraian :

  1. Logico Hypotetico Verifikasi adalah  cara mendapatkan pengetahuan dengan langkah-langkah tertentu yang terdiri dari : 1. Pengajuan masalah, 2. Penyusunan kerangka teori, 3. Perumusan hipotesis, 4. Pengujian hipotesis dan 5. Penarikan kesimpulan
  2.  Langkah-langkah dalam logico hypotetico verifikasi merupakan gabungan pendekatan rasio dan empiris. Kombinasi penggunaan rasio dan empiris menyebabkan pengetahuan yang didapat bersifat rasional namun tidak subyektif dan solipsistik karena dapat diuji dengan fakta empiris
  3. Pengajuan masalah : Masalah adalah perbedaan antara  kondisi yang diinginkan (das sollen) dengan kondisi yang dialami (das sein). Pengajuan masalah dilakukan dengan memaparkan teori, prinsip, hukum, peraturan perundangan dan standar lainnya atau melakukan deduksi. Paparan teori tersebut kemudian dibandingkan dengan keadaan riil, hasil penelitian, fenomena dan fakta lain atau melakukan induksi.
  4. Faktor-faktor yang terkait dengan variabel dependent diidentifikasi sehingga terjadi proses deduksi dan induksi. Pembatasan masalah dilakukan agar pemaparan variabel dependent lebih fokus pada variabel independent tertentu.
  5. Setelah dilakukan pembatasan masalah dengan alasan tertentu dibuatlah rumusan masalah dengan kalimat yang bersifat korelatif interogatif. Contoh rumusan masalah : 1. Adakah hubungan faktor X dengan gejala Y di daerah A ? ; 2. Adakah pengaruh faktor X terhadap gejala Y di  daerah A ? ; 3. Adakah perbedaan gejala X dengan gejala Y dalam peristiwa Z di daerah A ?
  6. Menyusun kerangka teori : Kerangka teori disusun untuk menjawab permasalahan secara rasional sehingga terjadi proses deduksi. Masing-masing varibel dijabarkan dalam sebuah kerangka teori.
  7. Penjabaran dimulai dari variabel dependent, kemudian diikuti variabel independent. Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala, sedangkan variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi. Penjabaran variabel dependent mengarah kepada variabel independent sehingga terlihat jelas keterkaitan kedua variabel
  8. Perumusan hipotesis : Rumuskan keterkaitan variabel independent dengan variabel dependent menjadi hipotesis. Hipotesis adalah dugaan logis yang dijadikan sebagai kemungkinan pemecahan masalah
  9. Hipotesis dirumuskan dalam kalimat deklaratif yang mengekspresikan hubungan antar variabel. Contoh hipotesis : 1. Ada hubungan faktor X dengan gejala Y di daerah A ; 2. Ada pengaruh faktor X terhadap gejala Y di daerah A ; 3. Ada perbedaan gejala X dengan gejala Y dalam peristiwa Z di daerah A
  10. Pengujian hipotesis : Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan berlaku setelah diuji dengan fakta dan terbukti kebenarannya. Hipotesis yang akan diuji dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik yang terdiri dari hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)
  11. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengumpulkan fakta yang relevan menggunakan instrumen penelitian. Dalam pengujian harus terjadi penolakan terhadap Ho dan menerima H1 yang menjadi hipotesis penelitian. Penerimaan Ho menunjukkan adanya kekeliruan dalam penarikan kesimpulan
  12. Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpulan merupakan penilaian terhadap proses pengujian hipotesis. Penarikan kesimpulan bermuara kepada pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian
  13. Hipotesis penelitian diterima jika pengujian hipotesis didukung oleh fakta atau terjadi penolakan Ho. Hipotesis penelitian ditolak jika pengujian hipotesis tidak didukung oleh fakta (Ho gagal ditolak). Hipotesis penelitian yang diterima menjadi bagian pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori, prinsip atau hukum
  • Latihan
  1. Apakah yang dimaksud dengan logico hypotetico verifikasi?
  2. Sebutkan langkah-langkah yang disebut dengan logico hypotetico verfifikasi!
  3. Jelaskan bahwa logico hypotetico verifikasi merupakan gabungan pendekatan empiris dengan rasio!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *