Bahan presentasi :
Filsafat Ilmu dan Logika 2 – Ontology
Bahan Pengayaan :
- Blog Mulyo Wiharto
- Blog Aminuddin
- Blog Zinggara Hidayat
- Blog Hasyim Purnama
Uraian materi :
Ontology berasal dari kata ononthos atau dalam bahasa Inggris being artinya “yang ada” atau hakekat obyek yang dipelajari. Ontology adalah Ilmu pengetahuan tentang “yang ada” sebagai yang ada.
Ontology disebut pula sebagai metafisika yang berasal dari kata “meta ta physika”. Metafisika artinya hal-hal sesudah fisika. Dengan demikian ,apat dokatakan bahwa ontology akan menelaah sifat terdalam sesuatu.
Segala yang nyata (the real) adalah ada, namun yang ada tidak selalu harus nyata. Yang nyata adalah suatu tangkapan yang dapat dipercaya. Contoh : Bung Karno adalah sesuatu yang dapat dipercaya, maka Bung Karno ada dan nyata, sedangkan Cinderela adalah sesuatu yang ada namun tidak nyata, karena keberadaan Cinderela tidak dapat dipercaya.
Segala yang nampak (the aparent / appearance) adalah ada, namun yang ada tidak sama dengan yang nampak. Yang nampak adalah tangkapan terhadap gejala. Contoh : Kayu lurus dicelup ke air nampak bengkok. Nampaknya kayu tersebut bengkok, namun keberadaan kayu yang sesungguhnya adalah lurus. Kayu tersebut tetap ada walau bagaimanapun bentuknya, tidak menjadi soal apakah keberadaannya lurus ataupun bengkok.
Segala yang bereksistensi (Existence) adalah ada, namun yang ada tidak selalu bereksistensi. Yang bereksistensi adalah sesuatu yang dialami secara inderawi pada tempat dan waktu tertentu. Contoh : Pada hari Senin di ruangan 207 ada jam dinding merk Casio, sedangkan pada hari Minggu kemarin tidak ada, artinya pada hari Senin tersebut jam dinding merk Casio bereksistensi sedangkan pada hari Minggu tidak bereksistensi. Jam dinding merk Casio tersebut tetap ada pada hari Senin maupun Minggu, namun keberadaan meja pada hari Senin di ruangan 207, sedangkan pada hari Minggu berada di tempat yang lain.
Yang ada terkadang bersifat nisbi. Contoh : Saya berkata, “Ini Zaky dan Rayhan”. Ucapan tersebut menyatakan 2 hal, yakni ada Zaky dan ada Rayhan. Jika saya mengatakan “Ini Zaky, bukan Rayhan”, maka ucapan tersebut menyatakan 1 hal, yakni ada Zaky, sedangkan keberadaan Rayhan bersifat nisbi (semu).
Yang ada dalam batas tertentu menjadi tidak ada. Contoh : Kapas pada waktu berupa biji, maka yang ada adalah biji, sedangkan kapas tidak ada. Tauge tidak ada pada waktu masih berupa kacang hijau, yang ada adalah kacang hijau.
Yang ada adalah sesuatu yang senantiasa diketahui. Artinya, melekatkan pada sesuatu yang tidak ada hakekatnya adalah tidak ada. Yang tidak diketahui bukannya tidak ada tetapi belum diketahui.
Yang nampak (the aparent / appearance) adalah tangkapan terhadap gejala. Kayu lurus dicelup ke air nampak bengkok. Bengkoknya kayu tersebut semata-mata karena gejala yang ditangkap oleh mata, namun keberadaan kayu yang sesungguhnya adalah lurus. Keberadaan kayu yang lurus adalah suatu tangkapan yang dapat dipercaya atau nyata (the real). Yang nyata adalah bukan yang nampak.
Yang nyata adalah bukan yang nampak, karena yang nampak merupakan tangkapan terhadap gejala. Yang nyata adalah tangkapan yang dapat dipercaya, bukan tangkapan terhadap gejala, maka lebih mencerminkan keberadaan yang sesungguhnya dari sesuatu.
Cara meyakinkan bahwa sesuatu itu nyata adalah mengujnya dengan pengalaman, diuji dengan keserasan atau sesuatu tu bereksistensi. Obyek material dapat dipercaya keberadaannya jika mengalaminya, Contoh : Sebuah meja adalah nyata, sesuatu yang dapat dipercaya keberadaanya, karena dapat disentuh. Tangkapan inderawi seseorang serasi dengan tangkapan orang lain. Contoh : Manusia telah mendarat di bulan merupakan sesuatu yang nyata, karena dari beberapa informasi yang diterima, baik dari buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, ceritera orang-orang dan sebagainya menunjukkan adanya keserasian informasi yang diterima, yakni telah ada pendaratan manusia di bulan.
Sesuatu itu nyata jika bereksistensi, walaupun yang nyata tidak sama dengan yang bereksistensi. Contoh : Aristoteles adalah sesuatu yang nyata karena bereksistensi, sebaliknya Flash Gordon adalah bukan sesuatu yang nyata karena tidak bereksistensi. Yang nyata tidak sama dengan yang bereksistensi, karena tidak semaua yang dapat dipercaya itu harus dialami secara inderawi dalam waktu dan tempat tertentu. Contoh : Tuhan merupakan sesuatu yang nyata atau sesuatu yang dapat dipercaya keberadaannya, walaupun Tuhan tidak bereksistensi.
Yang ada adalah sifat segala sesuatu, ciri yang melekat pada apa saja, penerapan yang menunjukkan ciri yang sama yang dimiliki segala sesuatu atau pengklasifikasian pelbagai hal yang diterapi suatu predikat. Yang ada adalah segala sesuatu yang diketahui. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melekatkan sesuatu pada yang tidak ada hakekatnya adalah tidak ada. Yang tidak diketahui bukannya tidak ada tetapi belum diketahui.
Ontology disebut juga sebagai metafisika artinya hal-hal sesudah fisika, maka Ontologi akan menelaah sifat terdalam sesuatu. Sifat terdalam sesuatu disebut esensi (essence). Esensi ditentukan oleh kualitas atau sifat yang dimiliki oleh sesuatu. Kualitas atau sifat yang dimiliki oleh sesuatu disebut substansi (substance).
Substansi sesuatu bukan sekedar gejala yang ditangkap oleh mata atau seperti yang nampak (appearance) melainkan sesuatu yang dapat dipercaya bahwa keberadaannya memang demikian adanya (nyata / the reality). Hakekat segala sesuatu sesuatu di dunia ini dikenal dengan istilah Monisme, Dualisme dan Pluralisme.
Monisme menyatakan bahwa hakekat segala sesuatu adalah tunggal. Contoh : Warna merah, kuning hijau, biru, coklat sesungguhnya adalah satu, yakni sebuah warna. Orang Jawa, Sunda, Arab, Inggris, Negro sesungguhnya satu, yakni manusia. Dualisme menyatakan bahwa hakekat segala sesuatu adalah berpasangan. Contoh : Ada yang berwarna ada yang tidak berwarna, ada laki-laki ada perempuan. Pluralisme menyatakan bahwa hakekat segala sesuatu adalah jamak. Contoh : Hakekat warna tidak hanya berpasangan antara berwarna dan tidak berwarna, apalagi tunggal. Warna adalah sesuatu yang jamak, ada merah, kuning, hijau, bahkan ada merah muda, merah bata, merah maroon, merah hati dan sebagainya