PENGHANTAR BIO LISTRIK

Penghantar Bio Listrik

Kelistrikan memegang peranan penting dalam semua bidang, termasuk dalam kesehatan. Ada  dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kesehatan yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia

Pada tahun 1856 Caldani menunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah mati. Luigi Galvani (1780) mulai mempelajari kelistrikan pada tubuh hewan kemudian pada tahun 1786 Luigi melaporkan hasil eksperimennya  bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberikan aliran listrik lewat suatu konduktor.

Konduktor adalah penghantar listrik, dimana yang disebut listrik sebenarnya adalah aliran electron. Elektron adalah materi penyusun muatan yang dapat dengan mudah dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Elektron jug abisa berpindah dalam benda yang sama, misalnya dalam kawat tembaga.

Aros (1982) merasakan ada aliran frekuensi tinggi melalui beliau sendiri serta asistennya. Pada tahun 1899 Van Seynek melakukan pengamatan tentang terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan oleh aliran frekuensi tinggi.

Schliephake (1928) melaporkan tentang pengobatan penderita dengan menggunakan “short wave ( gelombang pendek).

Rumus/Hukum Dalam Biolistrik

Ada beberapa rumus atau hokum yang berkaitan dengan biolistrik antara lain hokum ohm dan hokum Joule

Hkum Ohm :

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan tahan dari konduktor.

Hukum Ohm dapat dinyatakan dalam hubungan :

R = V/I  ; dimana R = hambatan ( dalam ohm/Ω)

V = tegangan ( Volt/V)

I = Arus ( ampere./A)

Hukum Joule :

Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan ( V) dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas

Hal ini dinyatakan dalam rumus :

H = VIT/J

V = tegangan ( volt/V)

I = arus ( Amper/A)

T = waktu (detik/dt)

J = Joule = 0,239 kalori

Dalam bentuk lain, hokum Joule ini bisa dituliskan :

P = IV

P = daya ( watt/W)

I = Arus ( Amper/A)

V = Tegangan ( volt/V)

Kelistrikan dan Kemagnetan yang Timbul dalam Tubuh

Sistem Syaraf dan Neoron

Sistem syaraf dibagi dalam dua bagian yaitu system syaraf pusat dan system saraf otonom>

Sisem syaraf pusat , terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf prefer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferent sedangkan serat saraf yang menghantar kan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf efferent

Sisem saraf otonom mengatur organ dalam tubuh, misalnya jantung, usus dan kelenjar-kelenjar. Engontrolllan ini dilakukan secara tidak sadar

Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis, keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang tengkorak serta tulang vertebralis ( columna vertebralis).

Berat otak 1500 ram dan hanya 50 gram yang efektif

Struktur dasar dari system saraf disebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.

Kelistrika saraf

Dengan menggunakan mikroskop electron, saraf dibagi daal dua tipe yaitu saraf bermyeilin dan saraf tanpa myelin.

Sera saraf bermyelin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) yang baik dan kemampuan mengaliri listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermyelin

Kecepatan aliran listrik pada saraf yang berdiameter sama dan panjang yang sama sangat tergantung pada lapisan myelin . Pada serat saraf bermyelin aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke simpul yang lain

Kelistrikan Otot jantung

Sel otot jantung (miokardium) sangat berbeda denga saraf dan otot brgaris. Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membrane istirahat dilakukan rangsangan maka ion ion Na + akan masuk ke dalam sel dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sdangkan pada sel otot jantung, ion Na + mudah bocor sehingga segera setelah terjadi repolarisasi komplit, ion Na + perlahan-lahan akan masuk kembali ke dalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambnag dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar

Dengan demikina membran sel otot jantung tanpa rangsangan dari luar akan mencapai nilai ambnag dan menghasilkan potensial aksi pada suatu rate/kecepatan yang teratut. Rate/kecepatan ini disebut Natural rate / kecepatan dasar membrane sel otot jantung

Sumber : Fisika Kedokteran ; dr J F Gabriel)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *