Aktualisasi Feminisme novel Tarian Bumi
Arju Susanto
Pendahuluan
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Melalui novel pengarang dapat mengutarakan pengalaman hidupnya atau kehidupan orang lain yang ditemui dalam masyarakat dengan bermacam permasalahan, baik berupa permasalahan sosial, pandangan hidup, kemanusiaan, cinta, politik, psikologi, maupun agama. Permasalahan tersebut diangkat pengarang dalam bentuk karya sastra dengan gaya imajinasinya yang tinggi sehingga membuat pembaca tertarik untuk membaca novel.
Novel merupakan imajinasi pengarang dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai mediumnya. Isi novel mencakup berbagai macam konflik atau permasalahan mulai dari masa kecil sampai meninggal. Tiap-tiap permasalahan itu diikuti oleh faktor penyebab dan akibatnya.
Novel Tarian Bumi, dengan mengambil budayaBali sebagai latar, merupakan gugatan yang keras terhadap kemapanan nilai-nilai lama yang tertutup dan angkuh. Perempuan-perempuan yang digambarkan oleh Oka Rusmini menjadi sebuah kritikan yang keras terhadap sistem patriarki, sistem yang selama ini merugikan kaum tersebut.
Penulis tertarik memilih novel Tarian Bumi sebagai bahan penelitian karena novel ini berani mengungkapkan hak-hak perempuan, harga diri, dan keinginan-keinginan melalui para tokoh perempuan di dalamnya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh, kekuasaan, dan kontrol politik terhadap tubuh perempuan melalui patriarki adalah termasuk tema utama feminisme. Oka Rusmini adalah novelis yang banyak menulis tentang perempuan dan selalu mengaitkannya dengan budaya patriarki di dalam adat .
Novel ini berani mengungkapkan hak-hak perempuan, harga diri, dan keinginan-keinginan melalui para tokoh perempuan di dalamnya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh, kekuasaan, dan kontrol politik terhadap tubuh perempuan melalui patriarki adalah termasuk tema utama feminisme. Oka Rusmini adalah novelis yang banyak menulis tentang perempuan dan selalu mengaitkannya dengan budaya patriarki di dalam adat . Tarian Bumi sarat dengan pemberontakan perempuan terhadap budaya dan adat yang merugikan. Novel yang terbit pertama kali pada tahun 2000 dan mendapat penghargaan “Penulisan Karya Sastra 2003” dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, ini telah menandai sebuah babak baru penulisan prosa panjang di Indonesia sehingga dapat dijadikan bahan kajian yang dianalisis melalui tinjauan feminisme.
Latar Belakang Masalah
Tarian Bumi menampilkan dunia perempuan yang sama sekali berbeda dibandingkan penggambaran yang pernah ada dalam khasanah sastra sebelumnya. Perempuan dalam Tarian Bumi, dicitrakan sebagai sosok-sosok yang begitu kuat, mandiri, dan memberontak untuk berpartisipasi mengambil keputusan dalam hidupnya. Untuk mengambil suatu keputusan ini ternyata ia mampu berjuang tanpa meninggalkan kelembutan hati, kasih sayang, dan naluri perempuan sejati, dengan memilih untuk mewujudkan kebahagiaannya walaupun harus memberontak adat.
Masalah yang dihadapi dalam novel ini cukup pelik, sehingga menimbulkan gejolak pemberontakan di dalam diri para tokoh perempuan, salah satunya tokoh Telaga. Ia adalah tokoh wanita yang mempunyai silang pendapat dengan ibunya mengenai arti sebuah kebahagiaan dan cinta dengan sejuta tekanan yang membelenggu dirinya. Telaga berusaha mewujudkan keinginanya dengan menabrak nilai sakral adat karena bersedia dikawini oleh laki-laki yang ia cintai yang berasal dari kasta terendah. Perkawinan itu tentu saja tidak direstui ibunya, Luh Sekar, yang sejak awal mengharapkan anaknya disunting laki-laki bangsawan. Sementara oleh ibu mertuanya Telaga juga tidak sepenuhnya diterima karena kehadiran perempuan dalam keluarga sudra juga diyakini hanya akan membawa sial. Namun, Telaga tetap pada pendiriannya, dengan menikahi Wayan. Telaga membuktikan bahwa dirinya yang memilih siapa yang akan menjadi suaminya, bukan sistem atau adat. Meskipun demikian, ia harus melepas semua gelar kebangsawanannya. Selain Telaga, setiap konflik yang dialami para tokoh perempuan dalam novel ini menarik untuk dikaji karena sangat mencerminkan pemberontakan perempuan yang kokoh tanpa meninggalkan kelembutan sebagai seorang perempuan secara utuh.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana para tokoh perempuan melakukan pemberontakan dan perlawanan batin dalam novel Tarian Bumi serta seperti apakah keterkaitan feminisme terhadap konflik-konflik yang ada dalam novel Tarian Bumi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan suatu gambaran utuh segala perlawanan batin perempuan Bali melalui setiap tindakan yang dilakukan oleh para tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi serta menganalisis unsur-unsur feminisme yang membangun cerita pada noveltersebut
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (1999: 64–65) ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
- Metode survey
- Metode deskriptif berkesinambungan
- Penelitian studi kasus
- Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas
- Penelitian tindakan
- Penelitian perpustakaan dan dokumenter
Karena luasnya metode deskriptif, penulis menopang metode deskriptif dengan menggunakan metode struktural, yang pada prinsipnya analisis sturuktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan, secermat, seteliti, sedetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Teeuw, (1988: 135). Susunan teori dan pembahasan struktur dalam buku ini diawali dengan menganalisis tema, tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Selanjutnya, di samping teori analisis struktur novel, penelitian ini kemudian mengaplikasikan hasil analisis tersebut dengan teori feminis.
Tarian Bumi tergolong karya sastra yang bermuatan pesan ideologi feminisme melalui tokoh-tokohnya. Oleh karena itu, teori yang paling dekat untuk dapat mengungkap peranan perempuan dalam novel Tarian Bumi adalah meggunakan teori feminisme. Penggunaaan teori feminisme diharapkan mampu memberikan pandangan baru terutama yang berkaitan dengan bagaimana karakter-karakter perempuan dalam novel Tarian Bumi. Seperti yang diutarakan oleh Sofia-Sugihastuti, (2003: 28–29) bahwa feminis berarti orang yang menganut paham feminisme, yaitu perjuangan mengubah struktur hierarki antara laki-laki dan perempuan menjadi persamaan hak, status, kesempatan, dan peranan dalam masyarakat.
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tinjauan pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan survey terhadap data yang ada. Penulis menggali teori-teori yang telah berkembang dalam ilmu yang berkepentingan dengan penelitian ini kemudian menganalisis, dan mencatat data yang berkenaan dengan penelitian ini melalui buku, majalah, surat kabar, dan media masa lain yang berkaitan dengan topik.
Pengertian Feminisme
Secara umum Lecrec dalam buku Perempuan Menolak Tabu yang ditulis oleh Amiruddin, (2005: 7).mengemukakan pandangannya mengenai feminisme dengan suatu harapan yang tersirat di dalamnya yang berbunyi “Aku mengidamkan agar kaum perempuan belajar menilai apapun dengan cara pandang mereka sendiri bukan melalui mata laki-laki”.
Istilah feminis pertama kali digunakan di dalam literatur barat baru pada tahun 1880, yang secara tegas menuntut kesetaraan hukum dan politik dengan laki–laki, istilah ini masih terus diperdebatkan. Namun, secara umum biasa dipakai untuk menggambarkan ketimpangan jender, subordinasi, dan penindasan terhadap perempuan (Arivia, 2006: 10).
Goefe dalam Sugihastuti, (2003: 23) menegaskan Feminisme ialah teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang politik, ekonomi, dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memeperjuangkan hak–hak serta kepentingan perempuan.
Dipandang dari sudut sosial, feminisme muncul dari rasa ketidakpuasan terhadap sistem patriarki yang ada pada masyarakat. Pendapat itu dikemukakan oleh Millet (1996: 139) yang menggunakan istilah patriarki (pemerintahan ayah) untuk menguraikan sebab penindasan terhadap perempuan. Patriarki meletakan perempuan sebagai laki-laki yang inferior. Kekuatan digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sipil dan rumah tangga untuk membatasi perempuan.
Dari berbagai macam pengertian feminisme di atas feminisme harus diakui memiliki baik pemikiran progresif yang mampu mengadakan perubahan-perubahan sosial maupun perubaha intelektual selama era modernisasi dan ikut memberikan masukan berarti sebagai media pengkajian novel berdasarkan teori feminisme itu sendiri. Hal ini dikarenakan korelasi makna yang mendalam teori feminisme terhadap kaya sastra yang bercerita mengenai perempuan.
Feminis berbeda dengan emansipasi. Emansipasi cenderung lebih menekankan pada partisipasi perempuan dalam pembangunan tanpa mempersoalkan ketidakadilan gender, sedangkan feminisme sudah mempersoalkan hak serta kepentingan mereka yang selama ini dinilai tidak adil. Perempuan dalam feminisme mempunyai aktivitas dan inisiatif sendiri untuk memperjuangkan hak dan kepentingan tersebut dalam berbagai gerakan.
Penelitian yang berjudul “Tinjauan Feminisme novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini” berawal dari pemikiran peneliti mengenai pemberontakan dan perjuangan para tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi yang begitu menarik untuk dibahas. Keberpihakan pada perempuan penting untuk menyingkap ketidakadilan gender yang selama ini lebih banyak merugikan perempuan, hal itu yang dilakukan para tokoh perempuan dalam Tarian Bumi. Tindakan tersebut menunjukan eksistensi perempuan untuk memperjuangkan hak-hak dan impian para tokoh yang dibatasi oleh kungkungan adat Bali yang membelenggu.
Sebelumnya sudah ada yang mirip dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai berikut:
1. Realitas Sosial Perempuan Bali dalam Novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dan Novel Putri Karya Putu Wijaya yang diteliti oleh seorang mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 26 oktober 2005. Penelitian yang dilakukan Munawar menggunakan pendekatan teori yang sama yaitu teori feminisme. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Munawar hanya menggunakan pendekatan kritik sastra feminisme-sosialis Marxis, dan tidak memaparkan semua jenis feminisme yang kemudian terealisasi lewat para tokoh perempuan di dalamnya. Penelitian yang dilakukan Munawar juga akan membandingkan hasil kajian dari kedua sumber data yaitu novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dan novel Putri karya Putu Wijaya untuk melihat bagaimana perbedaan realitas sosial perempuan Bali yang digambarkan oleh kedua pengarang. Intinya penelitian ini merupakan suatu kajian sastra bandingan yang bertujuan penggambaran budaya Bali yang direalisasikan lewat kedua tokoh utama yaitu Telaga dan Putri dan bukan tinjauan feminisme yang dilakukan para tokoh perempuan pada sumber data, serta penelitian ini tidak memaparkan ketertindasan perempuan dalam novel Tarian Bumi.
2. Eksistensi Perempuan dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (Sebuah KajianKritik Sastra Feminisme) yang diteliti oleh Sofiana Auliana, seorang mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang pada tahun 2009. Penelitian yang dilakukan Sofi merupakan kajian kritik sastra feminis, tetapi penelitian ini bertujuan memaparkan eksistensi para tokoh perempuan baik dalam keluarga maupun dalam msyarakat berdasarkan strata sosial masyarakat yang terkandung dalam novel. jadi penelitian ini hanya ingin mengungkap eksistensi perempuan dalam novel novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, dan bukan mengidentifikasi aktualisasi feminisme para tokoh perempuan yang ada dalam sumber data.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena sejauh pengamatan peneliti belum ada penelitian yang menganalisis aktualisasi feminisme para tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi secara terperinci. Penelitian ini penting dilakukan karena akan mengurai feminisme yang sering kita dengar dan hal tersebut telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Feminisme juga selalu dikaitkan dengan isu gender yang selalu menjadi perdebatan tentang perbedaan mendasar antara kaum laki-laki dan perempuan. Di dalam isu tersebut perempuan selalu menjadi kaum yang paling lemah di dunia. Oleh karena itu, penelitian ini akan membedah perjuangan perempuan yang direalisasikan para tokoh perempuan dalam Tarian Bumi, sehingga penelitian ini akan bermanfaat bagi para perempuan diseluruh negeri serta dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan nyata.