MATERI PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAHAN PRESENTASI

  1. Konsep Diri (Sesi 1)
  2. Menggali Potensi Diri (Sesi 2)
  3. Penetapan Visi & Tujuan (Sesi 3)
  4. Strategi Pencapaian Tujuan (Sesi 4)

 BAHAN PENGAYAAN

  1. Tugas & Diskusi
  2. Konsep Diri

BLOG DOSEN

  1. Blog Andi Hidayat
  2. Blog Aliaras Wahid
  3. Blog Darmansyah
  4. Blog Mulyo Wiharto
  5. Blog Elistia
  6. Blog Henry Arianto

PENILAIAN

  1. Kehadiran = 10 %
  2. Tugas = 20 %
  3. UTS  = 30 %
  4. UAS  = 40 %

DOSEN PENGAMPU :

  1. 5120 – Arief Kusuma AP
  2. 6064 – Aliaras Wahid
  3. 5734 – Mudjiarto
  4. 6494 – Andi Hidayat Muhmin
  5. 5960 – Mukhamad Abduh
  6. 5639 – Henry Arianto
  7. 5080 – Fitria Olivia
  8. 6571 – Barika
  9. 6620 – Elistia
  10. 7099 – Safiani A. Faaroek
  11. 7366 – Cornelius Ludi Priyatmo
  12. 7368 – Teguh Heriawan
  13. 7374 – Syamsu Ridhuan
  14. 7391 – Moehammad Unggul Januarko

KULIAH UMUM 1

Bahan Presentasi :

*  MOTIVASI USAHA Pertemuan 1

Bahan Pengayaan :

  1. Motivasi & prestasi
  2. 1 – Motivasi dan Usaha

Buku :

  1. PAMU, Modul Motivasi Usaha, (Jakarta : Universitas Indonusa Esa Unggul, 2007)‏
  2.  Kiyosaki, Robert T., Rich Dad Poor Dad, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005)‏
  3. Rich Kid Smart Kid, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005)‏
  4. Cashflow Quadrant, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005)‏

Penilaian

  1. Nilai akhir diperoleh dari komponen :
  2. Kehadiran                                              : 10 %
  3. Tugas/Quiz                                           : 30 %
  4. Ujian Tengah Semester                 : 30 %
  5. Ujian Akhir semester                     : 30 %

Motivasi Usaha

•          Motivasi adalah keadaan dalam diri individu (dorongan/drive) yang menyebabkan mereka berperilaku dalam memenuhi kebutuhan (tujuan)

•          Motivasi merupakan gabungan  kebutuhan-kebutuhan dan keinginan yang mengarahkan tingkah laku

Lanjutan . . .

•          Suatu usaha yang KREATIF (Inovatif)  yang membangun suatu VALUE (nilai) dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang

•          Usaha (Bisnis) artinya sibuk melakukan aktivitas yang mendatangkan keuntungan dengan cara menjadi pekerja, pekerja lepas, penjual, pengusaha, investor. dsb

KULIAH UMUM 2

Bahan Presentasi :

MOTIVASI USAHA Pertemuan 2

Bahan Pengayaan :

Motivasi & Kepemimpinan

Konsep Motivasi Humanistik

•          Menekankan kapasitas pertumbuhan individual,  kebebasan untuk mengejar cita-cita, mengejar sesuatu yang berkualitas

•          Konsep ini berkaitan dengan teori Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi

5 tangga kebutuhan Maslow…

Lanjutan

•          Seseorang yang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar akan terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya

•          Seseorang yang tidak termotivasi biasanya tidak meluangkan usaha yang lebih untuk melakukan aktivitas

KULIAH UMUM 3

Bahan Presentasi  :MOTIVASI USAHA Pertemuan 3
Bahan Pengayaan :

  1. IMBALAN, HUKUMAN & DISIPLIN
  2. 2 – Menentukan dan mengubah pola pikir

Pengertian Prestasi adalah.Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

Prestasi merupakan sebuah produk dari usaha. Prestasi akan hadir jika seseorang sudah melakukan serangkaian usaha untuk memperolehnya. Prestasi adalah pengakuan yang diberikan orang, sekelompok orang atau institusi atas produk yang dihasilkan oleh orang perorang atau sekelompok orang. Prestasi bisa merupakan capaian individu dan bisa juga capaian bersama. Prestasi adalah buah dari kerja keras dan konsistensi.

Di dalam dunia olahraga, maka ada capaian yang bersifat individual dan ada juga yang bercorak kelompok. Dalam dunia atletik, maka dijumpai prestasi individu dan juga kelompok. Demikian pula perlombaan renang. Untuk pertandingan bulutangkis, maka prestasi bisa individu dan bisa juga kelompok. Namun demikian, untuk pertandingan sepakbola, bola voli, dan  beberapa lainnya yang  dilaksanakan secara kelompok, maka prestasinya adalah prestasi tim.

Dalam dunia akademis dan kemanusiaan, maka prestasi juga bisa diperoleh secara individu maupun kelompok. Dewasa ini sudah sangat banyak individu yang dianggap memiliki prestasi internasional. Misalnya orang yang memperoleh hadiah Nobel. Hadiah Nobel juga bukan hanya milik negara maju, sebab beberapa negara dunia ketiga juga ternyata bisa memperoleh hadiah Nobel. Misalnya Nobel untuk bidang ekonomi yang diperoleh oleh Muhammad Yunus dari Bangladesh. Kemudian Shiren Ebadi, muslimah pertama yang meraih hadiah Nobel, pembela Hak Asasi Manusia dari Iran  dan juga beberapa dari Afrika, misalnya Nelson Mandela.

Manusia sesungguhnya  memiliki kecenderungan berprestasi yang di dalam teori pembangunan disebut sebagai teori kebutuhan berprestasi. Menurut teori pembangunan, sebagaimana dicetuskan oleh David Mc-Cleland, bahwa  manusia memiliki kebutuhan berprestasi yang disebut sebagai Need for Achievement atau disingkat N.Ach. Menurut teori ini, bahwa sesungguhnya manusia memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Akan tetapi untuk berprestasi tersebut harus didukung oleh semacam mentalitas dan dorongan yang kuat untuk memperolehnya. Menurut Mc-Cleland, bahwa yang mendorong seseorang berprestasi adalah mentalitas yang kuat. Siapa yang memiliki dorongan mentalitas yang kuat, maka dialah yang akan berprestasi.

Namun demikian, dorongan berprestasi tersebut dapat ditanamkan. Ia bukan sesuatu yang given. Ada dengan sendirinya. Dalam beberapa treatment yang dilakukan oleh Mc-Cleland, bahwa pelatihan dan pembudayaan berprestasi dapat menjadi factor pendukung munculnya semangat berprestasi. Jadi, untuk menjadi the winner dan bukan the losser, maka yang penting adalah dukungan mentalitas yang berupa kemauan keras, kerja keras, kerja cerdas dan komitmen atau konsistensi.

Muhammad Yunus dapat memperoleh hadiah Nobel (2006) karena kemauan kerasnya untuk melakukan perubahan, kerja keras, konsistensi dan juga tanggungjawabnya. Sebagai seorang dosen, maka dirasakan ada yang salah dengan teori-teori yang dipelajarinya terutama yang terkait dengan perubahan social-ekonomi di masyarakatnya. Ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan. Masyarakat di sekitarnya ternyata menjadi miskin karena tidak bisa mengakses permodalan melalui perbankan konvensional. Makanya mereka tidak bisa mengubah nasibnya karena struktur perekonomian tidak mendukungnya. Maka dia ciptakan Grameen Bank, yang kemudian menjadi tempat untuk memberikan modal bagi kaum ekonomi lemah.

Nelson Mandela adalah pejuang kemanusiaan yang luar biasa. Di tengah rejim Apartheid, maka dia melakukan perjuangan tanpa kenal lelah. Dia lakukan penyadaran kepada warga kulit hitam mengenai hak dan kewajibannya dan sementara itu dia berteriak nyaring di luar negeri mengenai politik Apharteid yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Dia keluar masuk penjara, mengalami penganiayaan dan penderitaan dan akhirnya bisa menghentikan system politik Apharteid kaum kulit putih dan menggantinya dengan system pemerintahan yang lebih demokratis.

Yang sangat menarik adalah peraih Hadiah Nobel yang satu ini. Dia adalah ahli hukum, hakim, pengajar, penulis, dan aktivis pembela hak asasi manusia Iran, Shirin Ebadi (56 tahun). Dia meraih hadiah Nobel Perdamaian 2003. Shirin Ebadi  merupakan wanita Muslim pertama peraih penghargaan Nobel, tokoh Muslim ketiga setelah Yasser Arafat (1994) dan Anwar Sadat (1978), dan merupakan wanita kesebelas setelah Jody Williams (1997). Karena kerja keras dan konsistensinya di  dalam membela Hak Asasi Manusia, maka dia memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia kemanusiaan. Dia adalah penerima hadiah Nobel di tengah ketegangan relasi antara Iran dengan Negara-negara Barat.

Prestasi sesungguhnya bisa diraih karena kerja keras dan konsistensi. Jika dianalisis, maka semua yang meraih prestasi tertinggi, maka dia melakukannya secara konsisten. Bertahun-tahun. Tidak ada prestasi yang diperoleh dari tindakan instan. Sekali jadi. Makanya, jika seseorang ingin berprestasi sebagai bagian dari kebutuhan di dalam kehidupannya, maka yang harus dilakukan adalah menjaga konsistensi dan kerja keras.

Makanya, jika kita ingin berprestasi, maka kita harus melakukan sesuatu secara konsisten dan terus bekerja keras. Seorang pemimpin akan berhasil apabila dia konsisten pada mimpi yang ingin diwujudkannya. Jika dia mahasiswa, maka dia konsisten untuk terus belajar secara konsisten agar memperoleh nilai secara maksimal.

MOTIVASI BERPRESTASI

Bahan Presentasi  : MOTIVASI USAHA Pertemuan 4
Bahan Pengayaan : motivasi & kelompok

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sering anda saksikan orang-orang yang begitu aktif dan penuh vitalitas dalam bekerja. Bila anda seorang karyawan, akan anda temukan teman-teman (atau anda sendiri) yang berlainan intensitas dan cara kerjanya dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.

Suatu ketika dalam benak anda mungkin mencuat pertanyaan, apa sih gerangan yang melatar belakanginya? Pertanyaan ini telah lama digeluti oleh para ahli pendidikan, ekonomi, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah dan disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan manusia.

Jawaban mereka bermacam-macam tergantung dari mana mereka memandang.

Namun demikian, kendati masih tidak luput dari kritik seperti dari Hagen dan Rogers Everett ada suatu jawaban yang dipandang representatif, yakni dari David McClelland. Guru besar psikologi dari Harvard University, Massachussett itu secara brillian mengupas kelemahan teori-teori para ahli antropologi, sosiologi, sejarah geografi, dan bahkan psikoanalisis Freud sendiri yang menurutnya tidak mampu menerangkan mengapa ada perbedaan intensitas kerja dan prestasi yang dicapai oleh manusia satu dengan manusia lain, oleh bangsa satu dengan bangsa lain.

Kritik Me Clelland itu terutama dialamatkan kepada ketakmampuan teori tersebut dalam menjelaskan perbedaan secara individual; antara si Ajat dengan si Dadi, si Rani dengan si Ijul.

Kemudian sebagai puncak penelitiannya selama lima tahun (Januari 1947 – Januari 1952), ia mengemukakan konsep Motif Berprestasi (Achievement Motive).

Dalam buku-bukunya secara bergantian menggunakan tera ini dengan kebutuhan berprestasi (need for Achievement disingkat n-Ach). Motif berprestasi inilah gerangan yang menjadi motor penggeraknya.

Untuk mengetahui hal itu Clelland menyusun alat. untuk skala motif.
Ilustrasi pada awal tulisan ini sedikit banyak telah memberikan sekedar gambaran mengenai apa itu motif berprestasi.Tetapi ada baiknya dikemukakan pengertian menurut McClelland.

la tidak secara konsisten menentukan istilah yang digunakan antara “Achievement motive” dan “need for Achievement”.

Mungkin karena keduanya mempunyai pengertian yang tidak jauh berbeda atau sama saja. Motif berprestasi ialah keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial, melainkan demi kepuasan pri-badinya.

Sementara n-Ach ia beri pengertian dorongan untuk meraih sukses gemilang, hasil yang sebaik-baiknya menurut “standard” of exellence” yang akan lebih nampak dalam suasana rivalitas-kompetitif.

“Standard kesempurnaan” itu lebih besar ditentukan atas dasar pertimbangan individu itu sendiri ketimbang standar menurut ukuran lingkungan sosial. Kendatipun dalam kenyataannya mungkin, bahkan pasti, merupakan hasil internalisasi diri, atau dibentuk oleh ukuran-ukuran sosial dengan siapa orang itu berinteraksi.

Dalam uraian di muka dapat dibedakan pegawai yang ingin berprestasi sebaik mungkin, yang cukup, dan yang malas-malasan. Mungkin ini dapat anda rasakan sendiri. Konsep McClelland beserta hasil-hasil penelitiannya memberikan optimisme pada pembaca-nya. la menemukan, bahwa se-seorang yang abilitasnya inferior tapi memiliki n-Ach yang tinggi, akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan mereka yang abilitasnya superior dengan n-Ach yang rendah.

Mungkin Anda tergoda untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk besar kecilnya atau tinggi-rendahnya motif berpres-tasi pada diri seseorang. Terbentuknya motif berprestasi amatlah kompleks, sekomplek perkembangan kepribadian manusia. Motif ini tidak lepas dari perkembangan kepribadian tersebut, dan tidak pernah berkembang dalam kondisi vakum. Seperti kita ketahui, betapa besarnya peranan kehidupan keluarga dalam perkembangan kepribadian individu. Hubungan orang tua-anak sedikit demi sedikit menampakan pola-pola kepribadian dan kemudian berkembang dengan segala karakteristiknya mencakup sikap, kebiasaan, cara berfikir, motif-motif, dan sebagainya.

Pada masa di mana seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak, motif itu dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas lagi. Orang tua tidak lagi di-anggap sumber nilai atau figure ideal (Freud), atau satu-satunya “significant person” (Sullivan), melainkan nilai-nilai sosial di luar keempat dinding rumah. Di rumah, motif berprestasi anak bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua, hubungan dengan saudara-saudaranya, dan sebagainya.

Sementara di luar, “dibentuk lewat hubungan yang penuh tantangan dengan teman-teman sekerja rekan sekantor, hubungan dengan direktur, dan sebagainya. Tantangan mengandung konotasi persaingan, kondisi mana dianggap sebagai stimulan utama n—Ach. Disinilah Me Clelland (juga para ahli psikologi lain mendalami motif) bertolak dari teori “Seleksi Alam” dan “Lestasi bagi yang kuat”, dari Charles Darwin (1809 – 1882).

Boleh anda cek sendiri. Kalau merasa motif berprestasi anda di tempat kerja kecil, umpamanya, apa yang melatarbelakanginya? Ekonomi yang serba cukup, pimpinan yang kurang menghargai prestasi, atau lingkungan tempat anda bekerja? Sebaliknya dengan motif berprestasi, bekerja akan bertambah semangat. Beruntunglah Anda. Tapi periksa lagi dari mana itu sumbernya?

Secara sederhana besar kecilnya motif dapat dilihat dari upaya yang dilakukan dalam menggapai “standard of excellence”. Ini tentunya hanya geja-la saja yang banyak berguna untuk menduga n—Ach seseorang. Agar anda dapat mengecek intensitas motif berprestasi sendiri, ada baiknya secara terperinci dikemukakan ciri-cirinya seperti ditulis dalam jurnal-jurnal ilmiah sedari awal penelitian sampai laporan akhir dalam buku-buku McClelland.

Ciri-ciri tersebut dapat diidentifikasi dari segi kognisi, konasi, dan afeksi/emosi. Dari segi kognisi dapat dikemukakan sbb:

• menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin;
• bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling);
• berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi hasil kerjanya secara logik;
• lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya;
• realistik menilai dirinya;
• tidak boros, konsumtif, melainkan produktif;
• menghargai hadiah yang diterimanya;
• cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap stimulasi lingkungan.

Dari segi konasi dapat dikemukakan al:
– bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas;
• tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin;
• tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya;
• dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya;
• lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi, bukan yang monoton

Dari segi afeksi atau emosi:
• gembira secara wajar manakala memenangkan persaingan kerja dengan rekan-rekannya;
• selalu menjadikan pekerjaan-nya yang lalu sebagai umpan-balik bagi penentuan tindakan lanjutan;
• segan bekerja dalam suasana bersaing (dalam arti positif) dan berusaha meninggalkan rekan-rekannya jauh di belakang;
• merasa menyesal kalau hasil kerjanya jelek, apalagi kalau diperlukan orang lain;
• berprinsip, bahwa upah yang diterima hendaknya sepadan dengan kualitas dan prestasi kerjanya;
• memperhitungkan resiko yang sedang dengan hasil yang dapat diduga, ketimbang resiko besar waluapun hasilnya besar.

KULIAH UMUM 5

Bahan Presentasi  :

MOTIVASI USAHA Pertemuan 5

Bahan Pengayaan :

  1. Menetapkan Tujuan
  2. Pencapaian Tujuan
  3. 3 – Menetapkan tujuan dan tujuan pribadi


Langkah-2 Penetapan Tujuan
(Davis)

•          Menjelaskan arti/maksud penetapan target

•          Menetapkan target yang jelas

•          Memberi umpan balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

Kriteria Tujuan yang  Baik

•          Spesifik, jelas hal yang ingin dicapai

•          Realistis, bisa dicapai, bukan impian

•          Terukur, ada kriteria keberhasilan

•          Terbatas waktu, kapan dicapainya

KULIAH UMUM 6

Bahan Presentasi  : MOTIVASI USAHA Pertemuan 6
Bahan Pengayaan : PRESTASI (performance)

Pencapaian Tujuan Bisnis

Bagaimana mencapai keberhasilanBisnis  ?

Evaluasi diri

Cari strategi

Susun Rencana

Laksana kan rencana

Tujuan tercapai

Tujuan tercapai

Bagaimana mencapai keberhasilanBisnis  ?

Tentukan tujuan

Diskripsikan tujuan

Tentukan indikator keberhasilan

Sosialisasikan pada keluarga & Relasi

Lanjutan

•          Evaluasi diri : (1) Apa yang sudah dihasilkan dan diperbuat dalam meningkatkan kemampuan?, (2) Analisis hasil dan pengorbanan, (3) Mantapkan tujuan yang ditetapkan

•          Cari strategi : (1) Analisis gap tujuan yang ada dan yang diinginkan, (2) Susun alternatif cara pencapaian, (3) Tetapkan alternatif pencapaian tujuan

Lanjutan

•          Susun rencana : (1) Jabarkan alternatif menjadi kegiatan, (2) Susun jadual pelaksanaan kegiatan, (3) Perkirakan dana dan sumber dana

•          Laksanakan  rencana : (1) Jalankan dengan konsisten, (2) Evaluasi dan perbaiki rencana, (3) Mantapkan dan matangkan rencana, (4) Raih kunci sukses yang sudah terlihat

KULIAH UMUM 7

Bahan Presentasi :

MOTIVASI USAHA Pertemuan 7

Bahan Pengayaan :

Motivasi_Usaha_7_Mencapai_Tujuan

ALASAN MEMILIH PEKERJAAN

Berusaha mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan dengan bekerja keras

ALASAN MEMILIH PEKERJAAN

ALASAN MEMILIH PEKERJAAN

Berusaha untuk mendapatkan penghasilan pasif yang diperoleh tanpa keharusan untuk bekerja keras

ALASAN KEBEBASAN FINANSIAL

ALASAN MEMILIH PEKERJAAN :

Faktor KEAMANAN & KEBEBASAN

Karena menu- rut mereka, ji-ka setiap bu-lan menerima penghasilan a-kan aman.. padahal kalau di PHK atau sakit ? Pengha silan hilang seketika…..!!

Mereka me-milih kebe-basan. Bebas berusaha un-tuk menda-patkan peng-hasilan sebe-rapa yg me-reka ingin-kan…!!

KULIAH UMUM 8

Bahan Presentasi : MOTIVASI USAHA Pertemuan 8

Kepemimpinan

•          Suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untukmemotivasi orang-orang dalam mencapai tujuan yang diinginkan

•          Kepemimpinan melibatkan unsur : pengaruh, proses komunikasi (kejelasan dan  ketepatan) serta terfokus pada pencapaian tujuan (individu, kelompok, dan organisasi)

Pengaruh

•          Menanamkan dan menggunakan pengaruh yang efektif dan  efesien melalui motivasi eksternal

•          Menanamkan pengaruh, diberikan imbalan yang sesuai harapan

•          Penggunaan pengaruh, proses memotivasi karyawan utk peningkatan prestasi kerja

Komunikasi

Komunikasi yang efektif harus :

•          Jelas

•          Dapat dipercaya dan konsisten

•          Dapat dipertanggung jawabkan

Pencapaian Tujuan

Pemimpin yang efektif harus memperhatikan :

•          Tujuan individu

•          Tujuan kelompok

•          Tujuan organisasi

KULIAH UMUM 9

Bahan Presentasi : MOTIVASI USAHA Pertemuan 9

Penyebab Keberhasilan Pemimpin

Buchari Alma :

Keunggulan seorang wirausaha sukses dibandingkan dengan yang gagal atau bangkrut terletak pada dinamika dan efektifitas kepemimpinan

Konsep Motivasi Behavioural

•          Mengaitkan motivasi dengan eksternal reward, memberikan insentif untuk menimbulkan motivasi.

•          Insentif, gaji, kondisi kerja, dsb merupakan motivasi ekstrinsik, stimulus positif dan negatif yang dapat memotivasi seseorang agar mengeluarkan tingkah laku tertentu

Konsep Motivasi Kognitif

•          Menekankan pentingnya membuat dan merencanakan tujuan, serta monitor kemajuan dalam mencapai tujuan

•          External pressure harus diminimalkan serta kesempatan dan tanggung jawab terhadap prestasinya sendiri harus dioptimalkan

Pengamatan Pusat Studi
Bisnis UKM &  Koperasi UIEU

•          Dari 100 UKM,50% gagal dalam waktu 2 tahun setlah berdiri, dan pada tahun ke-5  tinggal 30%

•          Penyebab terbesar kegagalan adalah: Tidak efektif dalam memimpin, tidak bisa menjalin kerjasama, tidak  menguasai TI/Komunikasi