Bahan presentasi :
Filsafat Ilmu dan Logika 9 – Silogisme
Bahan Pengayaan :
- Blog Mulyo Wiharto
- Blog Aminuddin
- Blog Zinggara Hidayat
- Blog Hasyim Purnama
Uraian materi :
Deduksi sering disebut sebagai silogisme yaitu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan. Proposisi pertama dan kedua dalam silogisme disebut premis. Proposisi ketiga disebut konklusi. Contoh silogisme :
1. Premis pertama : Semua mahasiswa adalah makhluk yang dapat berpikir
2. Premis kedua : Silvy adalah mahasiswa
3. Kesimpulan : Silvy adalah makhluk yang dapat berpikir
Atau :
1. Premis pertama : Susilo adalah manusia
2. Premis kedua : Semua manusia adalah ciptaan Tuhan
3. Kesimpulan : Susilo adalah ciptaan Tuhan
Bentuk formal silogisme adalah silogisme kategorik yaitu bentuk formal suatu deduksi yang terdiri atas proposisi-proposisi kategorik. Proposisi kategorik merupakan konsep terkecil atau bentuk pikiran terkecil yang digunakan untuk menurunkan pengetahuan. Salah satu bentuk silogisme kategorik sebagai berikut :
1. Premis pertama : Semua M adalah P
2. Premis kedua : S adalah M
3. Kesimpulan : S adalah P.
Contohnya,
1. Premis pertama : Semua manusia (M) adalah homo faber (P)
2. Premis kedua : Mahasiswa (S) adalah manusia (M)
3. Kesimpulan : Mahasiswa (S) adalah homo faber (P)
Menurut Aristoteles, proposisi kategorik yang membentuk silogisme kategorik mempunyai pola S-P (Subyek–Predikat). Term S dan P adalah kata benda dan bersifat substantif, sedangkan antara S dan P terdapat pengait yang disebut kopula. Kopula dalam proposisi kategorik standar berbentuk “itu” “adalah” “yaitu” “ialah” dan sebagainya. Contohnya : Zaky adalah mahasiswa, ayam itu hewan, beringin yaitu tumbuhan, dan sebagainya.
Menurut Aristoteles cara untuk menyatakan suatu hal dapat dilakukan menurut pola-pola sebagai berikut :
1. Semua S adalah P, contohnya : semua manusia adalah makhluk hidup
2. Semua S adalah bukan P, contohnya : semua manusia adalah bukan benda mati
3. Beberapa S adalah P, contohnya : Ani adalah manusia atau beberapa manusia adalah orang baik-baik
4. Beberapa S adalah bukan P, contohnya : Ani adalah bukan benda mati atau beberapa manusia adalah bukan orang baik-baik
Silogisme standar terdiri atas 3 (tiga) term dan 3 (tiga) proposisi kategorik, yakni : term mayor yang mengandung term predikat dan berupa kelas
1. Term minor yang mengandung term subyek dan berupa anggota kelas.
2. Term M (terminus medius atau term tengah) adalah term yang tidak muncul dalam konklusi.
3. Term M ada dalam premis mayor sebagai kelas dan dalam premis minor sebagai anggota kelas.
Silogisme standar mempunyai 4 (empat) bentuk susunan sebagai berikut :
1. Susunan I berbentuk M-P, S-M, S-P, contohnya :
Semua manusia (M) adalah homo simbolicum (P)
Dewi (S) adalah manusia (M)
Jadi Dewi (S) adalah homo simbolicum (P)
2. Susunan II berbentuk M-P, M-S, S-P, contohnya :
Semua manusia normal (M) suka berbuat baik (P)
Salah satu manusia normal (M) adalah Dedy (S)
Dedy (S) suka berbuat baik (P)
3. Susunan III berbentuk P-M, S-M, S-P, contohnya :
Bernafas (P) dapat dilakukan oleh semua manusia (M)
Ary (S) adalah manusia (M)
Ary (S) dapat bernafas (P)
4. Susunan IV berbentuk P-M, M-S, S–P, contohnya :
Berpikir ilmiah (P) adalah keharusan semua sarjana (M)
Salah satu sarjana (M) adalah Susilo (S)
Susilo (S) harus berpikir ilmiah (P)
Kombinasi antara premis mayor dan premis minor dengan proposisi A, E, I, O menghasilkan bentuk proposisi sebanyak 16 bentuk kombinasi yakni:
Kombinasi 1 2 3 4 5 6 7 8
Mayor A A A A E E E E
Minor A E I O A E I O
Kombinasi 9 10 11 12 13 14 15 16
Mayor I I I I O O O O
Minor A E I O A E I O
Masing-masing bentuk kombinasi dilengkapi dengan konklusi dalam bentuk proposisi A, E, I, O sehingga menghasilkan 16 x 4 atau 64 bentuk modus. Kombinasi 1 misalnya, menghasilkan modus AAA, AAE, AAI, AAO, kombinasi 2 akan menghasilkan modus AEA, AEE, AEI, AEO, dan seterusnya.
Masing-masing modus dikombinasikan dengan silogisme standar, sehingga masing-masing modus terbentuk 16 x 4 kombinasi dan seluruh modus menghasilkan 64 x 4 kombinasi atau 256 bentuk silogisme. Modus 1 misalnya, menghasilkan silogisme AAA dalam bentuk M-P M-S S-P, M-P P-M S-P, P-M M-S S-P dan P-M S-M S-P, hal yang sama juga untuk modus 2, 3 dan seterusnya sehingga menghasilkan 256 bentuk silogisme.
Hasil kombinasi berbagai silogisme tidak semuanya benar, absah atau valid. Silogisme yang valid terdiri dari bentuk-bentuk silogisme sebagai berikut :
1. Bentuk silogisme A A A , contohnya :
Semua makhluk hidup mempunyai kebutuhan
Semua manusia adalah makhluk hidup
Jadi, semua manusia mempunyai kebutuhan
2. Bentuk silogisme A I I, contohnya :
Semua makhluk hidup mempunyai kebutuhan
Hewan adalah makhluk hidup
Jadi, hewan mempunyai kebutuhan
3. Bentuk silogisme A E E, contohnya :
Semua karyawan pasti akan mendapatkan gaji
Semua PNS adalah karyawan
Jadi, semua PNS pasti akan mendapatkan gaji
4. Bentuk silogisme A O O, contohnya :
Semua tumbuhan mempunyai dedaunan
Ayam adalah bukan tumbuhan
Jadi, ayam tidak mempunyai dedaunan
5. Bentuk silogisme I A I, contohnya :
Rexona adalah parfum
Semua parfum mempunyai aroma yang harum
Jadi, Rexona mempunyai aroma yang harum
6. Bentuk silogisme I E O, contohnya :
Rayhan adalah makhluk hidup
Semua makhluk hidup adalah bukan mesin
Jadi, Rayhan adalah bukan mesin.
7. Bentuk silogisme E A E, contohnya :
Semua batu adalah bukan makhluk hidup
Semua cadas adalah batu
Jadi, semua cadas adalah bukan makhluk hidup
8. Bentuk silogisme E I O, contohnya :
Semua penjahat adalah bukan orang baik-baik
Bromocorah adalah penjahat
Jadi, bromocorah adalah bukan orang baik-baik
9. Bentuk silogisme O A O, contohnya :
Sepeda adalah bukan kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar
Jadi, sepeda tidak memerlukan bahan bakar
Bentuk silogisme menjadi tidak standar karena susunan proposisinya tidak S-P, proposisinya tidak lengkap, dan proposisinya tidak menggunakan kopula. Contoh-contoh silogisme yang tidak standar adalah :
1. Susunan proposisinya tidak S-P, contohnya : Yang menggunakan senjata tentara. Pernyataan ini dapat diartikan “ada orang yang menggunakan senjata yang dimiliki tentara” atau “tentara adalah orang yang menggunakan senjata”. Susunan tersebut menjadi standar jika ditulis dengan susunan S-P, yakni tentara adalah orang yang menggunakan senjata.
2. Proposisi tersebut tidak lengkap, contohnya : Pussy. Pernyataan ini tidak lengkap sehingga tidak jelas apa maksudnya. Pussy dapat diartikan sebagai nama orang atau panggilan untuk seekor kucing. Susunan tersebut menjadi standar, jika proposisinya lengkap, misalnya orang itu bernama Pussy atau Pussy adalah nama panggilan kucing kesayangan adiknya.
3. Proposisi tidak memakai kopula tetapi menggunakan term aktivitas, contohnya : Idris makan. Pernyataan ini bermaksud untuk memberitahu ada orang yang sedang makan atau menerangkan siapa orang yang sedang makan. Susunan tersebut menjadi standar jika diberikan kopula, yakni Idris adalah orang yang sedang makan.