MATERI 11 – INDUKSI

Bahan presentasi :

Filsafat Ilmu dan Logika 11 – Induksi

Bahan Pengayaan :

  1. Blog Mulyo Wiharto
  2. Blog Aminuddin
  3. Blog Zinggara Hidayat
  4. Blog Hasyim Purnama

Uraian materi :

Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena untuk menurunkan suatu kesimpulan atau cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pernyataan yang bersifat khusus. Contoh penalaran yang berbentuk induksi :
1. Pernyataan khusus : Burung mempunyai mata dan burung adalah unggas
2. Pernyataan khusus : Ayam mempunyai mata dan ayam adalah unggas
3. Pernyataan khusus : Bebek mempunyai mata dan bebek adalah unggas
4. Pernyataan khusus : Itik mempunyai mata dan itik adalah unggas
5. Kesimpulan umum : Semua unggas mempunyai mata
Induksi adalah penalaran yang konklusi-nya lebih luas daripada premisnya. Premis sebuah induksi berupa proposisi empirik yang kembali pada observasi indera, sedangkan konklusi-nya bersifat universal dan berlaku umum untuk segala yang berkaitan dengan premis, contohnya:
3. Premis 1 : Semua unggas mempunyai mata
4. Premis 2 : Semua unggas adalah hewan
5. Premis 3 : Semua mamalia mempunyai mata
6. Premis 4 : Semua mamalia adalah hewan
7. Premis 5 : Semua primata mempunyai mata
8. Premis 6 : Semua primata adalah hewan
9. Premis 7 : Semua reptil mempunyai mata
10. Premis 8 : Semua reptil adalah hewan
11. Konklusi : Semua hewan mempunyai mata
Pernyataan induksi menghasilkan pernyataan yang bersifat ekonomis, karena satu pernyataan umum dapat menggantikan puluhan pernyataan khusus. Burung, ayam, bebek, itik, angsa dan sebagainya cukup diganti dengan semua unggas. Unggas, primata, mamalia, reptil dan sebagainya cukup diganti dengan semua hewan.
Pernyataan induksi menghasilkan pernyataan yang bersifat substansial, karena menghasilkan pernyataan yang lebih umum dari pernyataan yang sudah umum. Semua hewan, semua tumbuhan, semua manusia dapat diganti dengan semua makhluk hidup
Nilai kebenaran konklusi suatu induksi tidak bersifat pasti, namun berupa probabilitas. Tinggi rendahnya probabilitas suatu induksi tergantung faktor-faktor probabilitas. Faktor-faktor prababilitas terdiri atas 4 (empat) faktor sebagai berikut :
1. Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar konklusi, makin tinggi probabilitas konklusi-nya, sebaliknya makin kecil jumlah fakta yang dijadikan dasar konklusi, makin rendah probabilitas konklusi-nya.
2. Makin besar jumlah faktor analoginya makin rendah probabilitas konklusi-nya, sebaliknya makin kecil jumlah faktor analoginya makin tinggi probabilitas konklusi-nya
3. Makin besar jumlah faktor disanaloginya makin tinggi probabilitas konklusi-nya, sebaliknya makin kecil jumlah faktor disanaloginya makin rendah probabilitas konklusi-nya
4. Makin luas konklusi-nya makin rendah probabilitasnya, sebaliknya makin sempit konklusi-nya makin tinggi probabilitasnya
Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar konklusi, makin tinggi probabilitas konklusi-nya atau sebaliknya. Bandingkan pernyataan A dan pernyataan B.
Pernyataan A :
1. Fakta 1 : Ika adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
2. Fakta 2 : Zaky adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
3. Konklusi : Semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar
Pernyataan B :
1. Fakta 1 : Ika adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
2. Fakta 2 : Zaky adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
3. Fakta 3 : Rayhan adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
4. Fakta 4 : Sari adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
5. Fakta 5 : Eli adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
6. Konklusi : Semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar
Pernyataan A dan pernyataan B menghasilkan konklusi yang sama, namun tingkat probabilitas konklusi-nya berbeda akibat jumlah fakta yang dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Konklusi B lebih tinggi tingkat probabilitas konklusi-nya dibanding konklusi A, karena mempunyai jumlah fakta yeng lebih besar.
Makin besar jumlah faktor analoginya makin rendah probabilitas konklusi-nya atau sebaliknya. Bandingkan pernyataan A dan pernyataan B.
Pernyataan A :
1. Ika adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
2. Zaky adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
3. Rayhan adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
4. Sari adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
5. Eli adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
6. Evi adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar
7. Jadi, semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar
Pernyataan B :
1. Eri adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
2. Wati adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
3. Budi adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
4. Jadi, semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
Pernyataan A mempunyai tingkat probabilitas konklusi yang lebih tinggi dibanding dengan konklusi B, karena mempunyai faktor analogi yang lebih sedikit. Pernyataan A mempunyai 1 (satu) faktor analogi, yaitu rajin belajar, sehingga peluangnya besar, sedangkan pernyataan B mempunyai 3 (tiga) faktor analogi, yaitu rajin belajar, membaca dan kreatif, sehingga peluangnya lebih kecil.
Makin besar jumlah faktor disanaloginya makin tinggi probabilitas konklusi-nya atau sebaliknya. Bandingkan pernyataan A dan pernyataan B.
Pernyataan A :
1. Ika adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
2. Zaky adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
3. Rayhan adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
4. Sari adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
5. Eli adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan tekun
6. Jadi, semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
Pernyataan B :
1. Widya adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
2. Sandy adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
3. Wawan adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan tekun
4. Della adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan inovatif
5. Budi adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan aktif
6. Jadi, semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
Pernyataan A mempunyai tingkat probabilitas konklusi yang lebih rendah dibanding dengan konklusi B, karena mempunyai faktor disanalogi yang lebih sedikit.
Pernyataan A mempunyai 1 (satu) faktor disanalogi (tekun), sehingga konklusi-nya hanya berlaku bagi mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan tekun, sedangkan pernyataan B mempunyai 4 (empat) faktor disanalogi (tekun, kreatif, inovatif dan aktif), sehingga konklusi-nya berlaku bukan hanya bagi mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan tekun, tetapi juga berlaku untuk mahasisa yang kreatif, inovatif, dan aktif.
Makin luas konklusinya makin rendah probabilitasnya atau sebaliknya. Bandingkan luas konklusi A dan konklusi B dengan luas premis pada contoh di bawah ini :
1. Premis 1 : Zaky adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
2. Premis 2 : Ika adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
3. Premis 3 : Rayhan adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
4. Premis 4 : Sari adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
5. Premis 5 : Eli adalah mahasiswa teladan, karena dia adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
6. Konklusi A : Semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar dan membaca
7. Konklusi B : Semua mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang rajin belajar, membaca dan kreatif
Konklusi A sama luas dengan premisnya (premis 1 s/d 4) atau lebih sempit dibanding dengan premisnya (premis 5), sedangkan konklusi B mempunyai konklusi yang lebih luas dibanding dengan premisnya (premis 5). Dengan kata lain, konklusi B lebih luas daripada konklusi A atau probabilitas konklusi A lebih tinggi dibanding dengan konklusi B. Konklusi A lebih menjangkau lebih banyak fakta, karena hanya memerlukan 2 (dua) analogi (rajin belajar dan membaca), sedangkan konklusi B memerlukan 3 (tiga) analogi (rajin belajar, membaca dan kreatif) sehingga menjangkau fakta yang lebih sedikit.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *