Pertemuan 7 : ukuran penyebaran (dispersi)
Dalam ukuran penyebaran bertujuan untuk mengetahui bagaimana data tersebut menyebar disekitar nilai sentralnya dan dapat diketahui besar variasi data yang ada , baik untuk data yang dikelompokkan maupun untuk data yang tidak dikelompokkan
MATERI 8 STAT1
Berdasarkan data yang dikumpulkan dengan analisa data yang sesuai, kita dapat menggunakan kesimpulan. Tetapi karena berbagai keterbatasan, tidak memungkinkan untuk memperoleh data secara keseluurhan. Oleh karena itu kesimpulan yang kita buat tidak pasti benar. Ini artinya kesimpulan yang kita buat mengandung unsur ketidak pastian, yang perlu diukur, ukuran ketidak pastian tersebut adalah yang kita sebut sebagai peluang
Oleh karena itu, dalam dua pertemuan ini akan dibahas mengenai dasar-dasar peluang (probabilita) yang didalamnya terdapat pemahaman mengenani ruang sampel, peristiwa dalam kejadian, serta azaz-azaz probabilita
MATERI 9 STAT1
Bahan Presentasi : Statistik pertemuan 9
Berdasarkan data yang dikumpulkan dengan analisa data yang sesuai, kita dapat menggunakan kesimpulan. Tetapi karena berbagai keterbatasan, tidak memungkinkan untuk memperoleh data secara keseluurhan. Oleh karena itu kesimpulan yang kita buat tidak pasti benar. Ini artinya kesimpulan yang kita buat mengandung unsur ketidak pastian, yang perlu diukur, ukuran ketidak pastian tersebut adalah yang kita sebut sebagai peluang
Oleh karena itu, dalam dua pertemuan ini akan dibahas mengenai dasar-dasar peluang (probabilita) yang didalamnya terdapat pemahaman mengenani ruang sampel, peristiwa dalam kejadian, serta azaz-azaz probabilita
MATERI 10 STAT1
Bahan Presentasi : Statistik pertemuan 10
Diistrribusi Descrete dikenal juga sebagai sebutan distribusi teoritis. Distribusi teoritis terbentuk dari random variable, yaitu nilai yang ditentukan dari sebuah event atau peristiwa. Contohnya adalah apabila sebuah mata uang dilempar sebanyak satu kali maka probabilita keluar angka adalah 0.5 dan probabilita keluar gambar adalah 0.5. jika percobaan dilakukan sebanyak 100 kali maka frekuensi teoritis keluar angka adalah 50 sedangkan frekuensi teoritis keluar gambar adalah 50 (0.5 x 100).
Pembahasan dalam pertemuan 10 distribusi diskrit mencakup perhitungan permutasi dan kombinasi
MATERI 11 STAT1
Bahan Presentasi : Statistik pertemuan 11
Diistrribusi Descrete dikenal juga sebagai sebutan distribusi teoritis. Distribusi teoritis terbentuk dari random variable, yaitu nilai yang ditentukan dari sebuah event atau peristiwa. Contohnya adalah apabila sebuah mata uang dilempar sebanyak satu kali maka probabilita keluar angka adalah 0.5 dan probabilita keluar gambar adalah 0.5. jika percobaan dilakukan sebanyak 100 kali maka frekuensi teoritis keluar angka adalah 50 sedangkan frekuensi teoritis keluar gambar adalah 50 (0.5 x 100).
Pembahasan dalam pertemuan 11 distribusi diskrit mencakup perhitungan distribusi binomial, poisson dan hipergeometrik
MATERI 12 STAT1
Bahan Presentasi : Statistik pertemuan 12
Apabila suatu distribusi descrete tidak terputus maka bentuk distribusi tersebut akan menjadi distribusi yang continous, yang akan membentuk suatu distribusi yang berbentuk bel terbalik. Distribusi ini disebut sebagai distribusi normal, untuk itu dibahas bagaimana pemahaman mengenai distribusi normal, mengubah nilai x menjadi nilai z, manfaat dari distribusi normal, mambaca tabel distribusi normal dan bagaimana keterkaitan antara distribusi normal dengan peluang
MATERI 13 STAT1
Bahan Presentasi : Statistik pertemuan 13
Pendugaan interval
Yang dimaksud dengan Pendugaan Interval adalah suatu dugaan terhadap parameter berdasarkan suatu interval, di dalam interval mana kita harapkan dengan keyakinan tertentu parameter itu akan terletak.
Hasil pendugaan interbal ini diaharapkan akan lebih obyektif. Pendugaan interval akan memberikan kita nilai parameter dalam suatu interval dan bukan nilai tunggal.
MATERI 14 STAT1
statistik_1_pertemuan_14_-_jenis_pendugaan_interval
Jenis- jenis pendugaan Interval:
1. Pendugaan Parameter dengan sampel besar (n>30)
a. Pendugaan terhadap parameter rata-rata
Tetapi apabila standard deviasi populasi tidak diketahui, maka digunakan
standar deviasi sample, sehingga pendugaan interval menjadi :
Dimana s = standar deviasi sample
Tetapi apabila n < 5% N maka digunakan :
Contoh :
Dilakukan penelitian terhadap mahasiswa Jurusan Manajemen FE UIEU,
untuk mengetahui rata-rata uang saku mereka dalam satu minggu. Untuk itu
diambil 100 sampel mahasiswa. Dari ke-100 mahasiswa tersebut diketahui
bahwa rata-rata uang saku satu bulan adalah Rp. 500.000 dengan standard
deviasi 100 ribu. Dengan interval keyakinan 95% buatlah pendugaan interval
rata-rata uang saku mahasiswa Jurusan Manajemen secara keseluruhan.
MATERI 1
LAB I
PENDAHULUAN
A. SPSS
- Penulisan Nama Variabel/ Memasukkan dan mendefinisikan nama variable ( Pada Variabel View)
- Name : mengisi Nama variabel
- Type : mengisi tipe data yang akan dimasukkan (dengan melakukan klik kanan)
- Width : menentukan lebar kolom data
- Decimal : meenetukan jumlah angka desimal
- Label : Memperjelas nama variabel
- Value : menjelaskan nilai data variabel atau mengkode data
- Missing : menjelaskan jumlah data yang hilang
- Column : Width
- Align : letak pengisian data
- Measure : Tipe skala data
- Menyisipkan data
- Menyisipkanvariabel
- i. Pindahkan pointer pada kolom yang hendak disispi
- ii. Klik Data
- iii. Plih Insert variabel
- i. Pindahkan pointer pada baris yang akan disispi
- ii. Klik data
- iii. Pilih insert case
- Menyisipkan data/cases
- Transpose Data
- Klik Data
- Pilih Transpose
- Masukkan variabel ke dalam kotak variabel
- Pengurutan
- Klik Data
- Pilih Sort cases
- Masukkan variabel mana yang ingin dijadikan dasar sorting
- Split File
- Klik Data
- Klik Split File
- Pilih Organize output ny groups
- Masukkan variabel yang menjadi dasar untuk dilakukan split
- Select Cases
- Klik Data
- Klik Select cases
- Pilih if condition is satisfied
- Klik If
- Klik variabel yang ingin dijadikan dasar pemilihan variabel
- Pilih tanda < atau > tergantung dengan keinginan pada kotak logika
- Tulis angka yang diinginkan
- Transformasi Data (Compute)
- Perintah compute, contoh
- i. SUM
- Pada kotak target pilih variabel yang menjadi traget
- pada kotak function pilih SUM
- Masukkan variabel yang ingin di SUMkan
- i. Klik Transform
- ii. Klik Rank cases
- iii. Masukkan variabel yang ingin di rank
- Rank Cases
- Time Series
- Dan lain – lain
B. Excel
- Pilih menu Tools kemudian pilih menu Add-Ins, dan pilih Analysis Tools pack serta Analysis Tools Pack VBA.
- Apabila Analysis Tool Pack sudash dipilih maka kembali ke Tools dan pilih Data Analysis, maka akan tampil berbagai menu statistik di dalam Excel
LAB II
DESCRIBING GRAPH
Dalam lab pertama ini akan dijelaskan bagaimana menggambark grafik sebagai salah satu bagian dari statistic deskriptif dengan menggunakan SPSS.
Data:
Student | Gender | Research | statistics | spss | GPA |
X1 | X2 | X3 | X4 | Y | |
1 | female | 75 | 86 | 83 | 4 |
2 | male | 68 | 65 | 67 | 3 |
3 | female | 65 | 56 | 78 | 3 |
4 | male | 55 | 60 | 75 | 3 |
5 | male | 70 | 77 | 65 | 3 |
6 | female | 90 | 80 | 87 | 4 |
7 | female | 80 | 82 | 90 | 3 |
8 | female | 85 | 85 | 80 | 3 |
9 | male | 80 | 78 | 75 | 2 |
10 | male | 78 | 80 | 90 | 3 |
11 | male | 92 | 67 | 76 | 3 |
12 | male | 86 | 74 | 88 | 3 |
13 | female | 74 | 88 | 98 | 3 |
14 | female | 67 | 65 | 56 | 3 |
15 | male | 63 | 50 | 76 | 3 |
16 | female | 55 | 60 | 60 | 2 |
17 | male | 50 | 79 | 70 | 3 |
18 | male | 78 | 53 | 65 | 3 |
19 | female | 90 | 83 | 59 | 3 |
20 | female | 54 | 65 | 78 | 3 |
I. Bar Charts:
- Summaries of Group cases
Graph – Bar – Simple – Summaries of Group Cases
Define – X1 – Axis
Title – Line 1 : Gender data
– Line 2 : Student
OK
- Summaries of Separate Variables
Graph – Bar – Simple – Summaries of Separate variable
Define : X3 & X3 : Bar represent
Title : Line 1 : Research and Statistic Score
Line 2 : Faculty of Commerce
OK
- Values of Individual cases
Graph – Bar – Values of Individual cases
Define : Bar Represent : GPA (y)
Title
OK
- Stacked
Graph – Bar – Stacked
Define : X1 – Axis & Y – define Stacked
Title
OK
II. Line Charts:
- Summaries of Group cases
Graph – Line – Simple – Summaries of Group Cases
Define : X1 : Axis
X4 : Other Summary Function
Title
OK
- Summaries of Separate Variables
Graph – Line – Multiple – Summaries of Separates variable
Define : Line Represent : X3, X2 & X4
Category Axis : X1
Title
OK
- Values of Individual cases
Graph – Drop Line – Values of Individual cases
Define: X2 – X4 ; points Represent
Title
OK
Area Charts:
- Summaries of Group cases
Graph – Area – Simple – Summaries of Group Cases
Define : X2& X3 ; Area Represent
Title
OK
- Stacked
Graph – Area – Stacked – Values of Individual Cases
Define : X2 – X4 : Area Represent
Variable : X1
OK
Pie Charts
- Summaries of Group cases
Graph – Pie – Summaries of Group cases
Define Slices By : X1
Title
OK
- Summaries of Separate Variables
Graph – Pie – Summaries of Separate Variables
Define Slices By : X2, X3, X4
Title
OK
- Values of Individual cases
Graph – Pie – Values of Individual cases
Define Slices By : Y
Title
OK
Scatter Plot:
- Simple
Graph – Scatter – Simple
Define : Y : Y Axis
X2 : X axis
X1 : Set Markers
Title
OK
- 3-D
Graph – Scatter – 3D
Define : X2 : Y Axis
X3 : X axis
X4 : Z Axis
X1 : Set Markers
Title
OK
LAB III
DESCRIPTIVE STATISTICS
Dalam lab ke tiga akan digambarkan lebih detail mengenai penggunaan menu – menu SPSS untuk mengukur statistic deskriptif
Data :
Gender | JOB | Expense | Buying Frequencies |
Male | private employee | 202 | 7 |
Male | Entrepreneur | 332 | 7 |
Female | govt employee | 402 | 9 |
Male | Student | 452 | 8 |
Female | Housewife | 662 | 10 |
Female | Others | 472 | 9 |
Male | govt employee | 512 | 9 |
Female | Entrepreneur | 438 | 8 |
Female | Housewife | 674 | 10 |
Female | Others | 1072 | 12 |
Female | Student | 722 | 9 |
Male | Student | 782 | 12 |
Female | Housewife | 872 | 12 |
Female | Housewife | 490 | 9 |
Female | govt employee | 700 | 11 |
Male | govt employee | 512 | 9 |
Female | govt employee | 767 | 11 |
Female | Entrepreneur | 710 | 11 |
Female | Housewife | 739 | 10 |
Female | Student | 707 | 11 |
Male | private employee | 694 | 12 |
Male | private employee | 1142 | 15 |
Female | Entrepreneur | 652 | 10 |
Female | govt employee | 272 | 6 |
Female | private employee | 632 | 10 |
Male | private employee | 332 | 7 |
Male | Student | 332 | 8 |
Female | Housewife | 502 | 9 |
Male | Entrepreneur | 243 | 8 |
Female | Entrepreneur | 652 | 11 |
Female | Housewife | 502 | 8 |
Female | Housewife | 572 | 9 |
Male | Others | 746 | 11 |
Male | govt employee | 683 | 9 |
Male | govt employee | 837 | 12 |
Female | Entrepreneur | 332 | 7 |
Male | Student | 372 | 7 |
Female | Housewife | 572 | 10 |
Female | govt employee | 372 | 15 |
Male | Student | 662 | 11 |
Male | Entrepreneur | 655 | 10 |
Male | private employee | 737 | 11 |
Male | Entrepreneur | 572 | 9 |
Female | private employee | 569 | 9 |
Male | Entrepreneur | 572 | 7 |
Female | govt employee | 655 | 10 |
Male | Student | 332 | 7 |
Female | Housewife | 672 | 10 |
Male | Entrepreneur | 670 | 10 |
Male | Student | 641 | 9 |
Female | Housewife | 475 | 9 |
Female | Others | 610 | 10 |
Female | Student | 737 | 11 |
Female | Student | 647 | 10 |
Female | Student | 652 | 10 |
Female | Entrepreneur | 932 | 10 |
Male | private employee | 655 | 10 |
Female | govt employee | 685 | 8 |
Female | Entrepreneur | 972 | 13 |
Female | Entrepreneur | 1052 | 7 |
ANALISA I
- Analyze
Descriptive statistics
Explore
ANALISA II
- Analyze
Descriptive statistics
Descriptives
- Move variables Expense and FREK to variables box
ANALISA III
- Analyze
Desriptive Statistics
Crosstbulation
- Row: Proffesion
- Column: FREK
ANALISA III
- Analyze
Desriptive Statistics
Crosstbulation
- Row: Proffesion
- Column: FREK
- Move GENDER to Layer Box
- Click Cells
Percentages Total
ANALISA IV
- Analyze
Descriptive statistics
Frequencies
- Move variable FREK to Variable(s) box
ANALISA V
- Analyze
Descriptive statistics
Frequencies
- Move variable Proffesion to varible(s) box
LAB IV
DESCRIPTIVE STATISTICS
Dalam lab ke empat akan digambarkan lebih detail mengenai penggunaan menu – menu SPSS untuk mengukur statistic deskriptif.
Data:
Name | Gender | JOB | Expense | Buying Frequencies |
Andri | male | private employee | 202 | 7 |
Willy | male | Entrepreneur | 332 | 7 |
Alissa | female | govt employee | 402 | 9 |
Diki | male | Student | 452 | 8 |
Debby | female | Housewife | 662 | 10 |
Dita | female | Others | 472 | 9 |
Emin | male | govt employee | 512 | 9 |
Vanny | female | Entrepreneur | 438 | 8 |
Diana | female | Housewife | 674 | 10 |
Feybenery | female | Others | 1072 | 12 |
Dini | female | Student | 722 | 9 |
Ichwanudin | male | Student | 782 | 12 |
Lira | female | Housewife | 872 | 12 |
Nurhayati | female | Housewife | 490 | 9 |
NUrhasanah | female | govt employee | 700 | 11 |
Syaiful | male | govt employee | 512 | 9 |
Cahya | female | govt employee | 767 | 11 |
Nuralifah | female | Entrepreneur | 710 | 11 |
Nova | female | Housewife | 739 | 10 |
Ida | female | Student | 707 | 11 |
Alfian | male | private employee | 694 | 12 |
Andrian | male | private employee | 1142 | 15 |
Susanti | female | Entrepreneur | 652 | 10 |
Titin | female | govt employee | 272 | 6 |
Tissa | female | private employee | 632 | 10 |
Michael | male | private employee | 332 | 7 |
Indra | male | Student | 332 | 8 |
Olivia | female | Housewife | 502 | 9 |
Danang | male | Entrepreneur | 243 | 8 |
Irna | female | Entrepreneur | 652 | 11 |
Dian | female | Housewife | 502 | 8 |
Pascalia | female | Housewife | 572 | 9 |
Heryanto | male | Others | 746 | 11 |
Zico | male | govt employee | 683 | 9 |
Reynan | male | govt employee | 837 | 12 |
Hafida | female | Entrepreneur | 332 | 7 |
Anjar | male | Student | 372 | 7 |
Fitrianingsih | female | Housewife | 572 | 10 |
Elsa | female | govt employee | 372 | 15 |
Leo | male | Student | 662 | 11 |
Regal | male | Entrepreneur | 655 | 10 |
Aulia | male | private employee | 737 | 11 |
Bahri | male | Entrepreneur | 572 | 9 |
Yolanda | female | private employee | 569 | 9 |
Hananto | male | Entrepreneur | 572 | 7 |
Siti Nurlela | female | govt employee | 655 | 10 |
Hanes | male | Student | 332 | 7 |
Ria | female | Housewife | 672 | 10 |
Arif | male | Entrepreneur | 670 | 10 |
Rachmat | male | Student | 641 | 9 |
Winna | female | Housewife | 475 | 9 |
Evelyn | female | Others | 610 | 10 |
Merylin | female | Student | 737 | 11 |
Fitriani | female | Student | 647 | 10 |
Finna | female | Student | 652 | 10 |
Debora | female | Entrepreneur | 932 | 10 |
Ozi | male | private employee | 655 | 10 |
Kurniawati | female | govt employee | 685 | 8 |
Fitri | female | Entrepreneur | 972 | 13 |
Wahid | female | Entrepreneur | 1052 | 7 |
ANALISA I:
Statistics Descriptives: Frequencies
To describe only one variable data.
- Frequencies table for quantitative data
Steps :
- Analyze
Descriptive statistics
Frequencies
- Move variable FREK to Variable(s) box
- Click Statistics
Choose quartiles
Choose precentile
Type 10 click add
Type 90 click add
Continue
- Click Charts
Data Type
Histogram
Activate with normal curve
Continue
- Click Format
Order by Ascending Value
Continue
- OK
Outputs:
ANALISA II :
Frequencies table for qualitative data
Steps:
- Analyze
Descriptive statistics
Frequencies
- Move variable Proffesion to varible(s) box
- Click chart
Pie chart
Format
Order by Ascending count
Outputs:
ANALISA III
This menu will not show frequencies tabulation, only describe about Mean, Standard deviation, varians and the data shape.
Steps:
- Analyze
Descriptive statistics
Frequencies
- Move variables Expense and FREK to variables box
- Click options
Mean
Satndard deviation
Minimum and Maximum
Continue
- OK
Outputs:
ANALISA IV
Case 1: the marketing manager wants to know about the monthly on of buying behavior for different proffesion
Steps:
- Analyze
Desriptive Statistics
Crosstbulation
- Row: Proffesion
- Column: FREK
- OK
Outputs:
ANALISA V:
Case 2: the marketing manager wants to know about the differences between male and female buying behavior for each proffesion.
Steps:
- Analyze
Desriptive Statistics
Crosstbulation
- Row: Proffesion
- Column: FREK
- Move GENDER to Layer Box
- Click Cells
Percentages Total
Continue
- OK
Outputs:
Latihan untuk membuat grafik :
Graphs
- Bar
Steps:
- Graph
Interactive
Bar
- Asigned variables
Y : count (FREK)
X: Proffesion
Style : Gender
Convert
Stack
- TITLE
Chart title : Graph
Chart Sub Title : Resppondents’ job for difference gender
Caption : PT Happy Ever After
- Options
Chatlook : Classic
Outputs:
Interactive Graph
- Histogram
Steps:
- Graph
Interactive
Histogram
- Click 2-D Coordinate
- Assigned Variables
Y : count
X : Expense
- Histogram
Normal Curve
- TITLE
Chart title: Histogram
Chart sub title : Consumer’s expenditure
Caption : PT Happy Ever After
Output:
Interactive Graph
- Scatter Plot
Steps:
- Graph
Interactive
Scattter plot
2-D Coordinate
- Assigned Variables
Y : Expense
X : FREK
Panel : Gender
Convert
- Title
- OK
Output:
Interactive Graph
- Pie Chart
Steps:
- Graph
Interactive
Piechart
Simple
- 2-D coordinate
- Assign variables
Slice By : Gender
Color: Default
Panel Variables: Proffesion
Convert
- Pies
Percent
- Title
- OK
Output:
Interactive Graph
LAB V-VI
PROBABILITA
- DESCRETE
Adalah suatu variable yang mengandung jumlah tertentu yang terputus (accountable)
Contoh :
- jumlah mahasiswa dalam 1 kelas (ada yang 35, 38, 40, 50 dst. Tetapi tidak ada satu kelas yang berjumlah 25,4 mahasiswa)
- Jumlah Kelas dalam satu fakultas (bisa 9, 23 , 50 dst. Tetapi tidak ada yang jumlahnya 9,5 kelas)
Macam – macam distribusi descrete :
- Binomial
Distribusi binomial digunakan untuk menyelesaikan masalah probabilitas yang random variabelnya bersifa binomial atau hanya meneyediakan dua alternative saja.
Kasus :
Sebuh dadu (mempunyai 6 sisi angka yang berbeda) dilempar sebanyak 5 kali. Berapa kemungkinan angka 4 dari dadu tersebut mncul sebanyak nol (tidak pernah muncul), satu kali, dua kali, tiga kali, emppat kali atai lima kali (selalu muncul).
Langkah pengerjaan:
Input pada excel :
A | B | C | |
1 | Jumlah Pelemparan | 5 | |
2 | Probabilitas | 0.166666666667 | |
3 | |||
4 | X | Prob (X) | Prob (<=X) |
5 | 0 | ||
6 | 1 | ||
7 | 2 | ||
8 | 3 | ||
9 | 4 | ||
10 | 5 |
PROBABILITA (X)
- Probabilitas angka 4 tidak pernah muncul dalam lima kali pelemparan
- Tempatkan pointer pada sel B5
- Ketik : =BINOMDIST(A5,$C$1,$C$2,FALSE)
- Tekan enter, muncul angka 0,40187
- Keterangan:
- A5 = nilai yang diharapkan muncul
- C1 = jumlah pelemparan dadu
- C2 = Probabilitas kemungkinan angka 4 muncul dalam satu kali pelemparan
- FALSE = bahwa yang dihitung hanya probabilita untuk satu titik saja.
- Probabilitas angka 4 muncul sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 kali dalam pelemparan
- Tempatkan pointer pada sel B5, click copy
- Pindah pointer pada sel B6 sampai B10 ( di block), tekan paste.
- Keterangan :
- Probabilita muncul angka 4 satu kali ; 0,40187 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak satu kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 40,187%.
- Probabilita muncul angka 4 dua kali: 0,16075 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak dua kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 16,075%.
- Probabilita muncul angka 4 tiga kali: 0,0325 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak tiga kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 3,25%.
- Probabilita muncul angka 4 empat kali: 0,003215 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak empat kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 0,3215%.
- Probabilita muncul angka 4 lima kali: 0,0001286 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak lima kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 0,01286%.
PROBABILITA (<=X)
- Probabilitas angka 4 tidak pernah muncul dalam lima kali pelemparan
- Tempatkan pointer pada sel C5
- Ketik : =BINOMDIST(A5,$C$1,$C$2,TRUE)
- Tekan enter, muncul angka 0,40187
- Keterangan:
- A5 = nilai yang diharapkan muncul
- C1 = jumlah pelemparan dadu
- C2 = Probabilitas kemungkinan angka 4 muncul dalam satu kali pelemparan
- TRUE = bahwa yang dihitung hanya probabilita untuk satu interval.
- Probabilitas angka 4 muncul sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 kali dalam pelemparan
- Tempatkan pointer pada sel C5, click copy
- Pindah pointer pada sel C6 sampai c10 ( di block), tekan paste.
- Keterangan :
- Probabilita muncul angka 4 satu kali atau tidak sama sekali ; 0,8037 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak satu kali atau tidak muncul sama sekali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 80,37%.
- Probabilita muncul angka 4 dua kali atau kurang dari dua kali: 0,9645 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak dua kali atau kurang dari dua kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 96,45%.
- Probabilita muncul angka 4 tiga kali atau kurang dari tiga kali: 0,99665 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak tiga kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 99,665%.
- Probabilita muncul angka 4 empat kali atau kurang dari 4 kali: 0,9998714 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak empat kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 99,987%.
- Probabilita muncul angka 4 lima kali atau kurang dari lima kali: 1 atau probabilita munculnya angka 4 sebanyak lima kali pada 5 kali pelemparan dadu adalah 100%.
Hasil pada Excel :
Jumlah pelemparan | 5 | |
probabilitas | 0.166666667 | |
X | PROB (X) | PROB(<=X) |
0 | 0.401878 | 0.401877572 |
1 | 0.401878 | 0.803755144 |
2 | 0.160751 | 0.964506173 |
3 | 0.03215 | 0.996656379 |
4 | 0.003215 | 0.999871399 |
5 | 0.000129 | 1 |
Sisipan : Penggunaan SPSS untuk uji Binomial
Kasus : Dari 18 orang mahasiswa, 16 orang memilih untuk menggunakan metode Diskusi dalam kelas, sedangkan sisanya menggunakan metode tugas (assignment).
Langkah Analisa :
H0 : p = q = 0.5 ( tidak ada perbedaan probabilita menggunakan metode diskusi dan menggunakan metode Assignment)
H1 : p > q (probabilita memilih metode diskusi lebih besar dari pada menggunakan assignment)
Input pada SPSS :
Observasi | Metode |
123456789101112131415161718 | 111111111111111122 |
Langkah pada SPSS
Analyze
Non Parametric Test
Binomial
Masukkan metode pada test variable
Test Proportion : 0.5
Ok
Output:
Terlihat bahwa probabilita mahasiswa yang memilih metode diskusi lebih besar (0.89) dibandingkan dengan yang memilih metod assignment (0.11). dan ditunjang dengan signifikansi 0.001 (dibawah 0.05)
- Poisson
Distribusi poison digunakana untuk menjelaskan menjelaskan kemungkinan kejadian dalam suatu periode waktu tertentu, atau suatu area dalam jumlah tertentu.
Kasus :
Disebuah supermarket yang laris, setiap jam rata-rata melayani 360 orang pengunjung. Berapa kemungkinan seorang kasir melayani satu, du, tiga, empat,lima, enam, tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh pengunjung dalam satu menit.
Untuk mengerjakan kasus diatas harus terlebih dahulu menghitung l (lamda). Diketahui bahwa pada satu jam (3600 detik) mampu melayani 360 konsumen, sehingga setiap detik mampu melayani 360/3600 = 0,1 konsumen. Sehingga jumlah konsumen yang terlayani setiap menit adalah 0,1 x 60 = 6 konsumen atau l = 6.
Input pada Excel :
A | B | C | |
1 | Jumlah pengunjung yang terlayani tiap menit | ||
2 | 6 | ||
3 | X | PROb (X) | Prob (<=X) |
4 | 0 | ||
5 | 1 | ||
6 | 2 | ||
7 | 3 | ||
8 | 4 | ||
9 | 5 | ||
10 | 6 | ||
11 | 7 | ||
12 | 8 | ||
13 | 9 | ||
14 | 10 |
PROBABILITA (X)
- Probabilitas tidak satu orang pelangan pun dilayani dalam satu menit
- Tempatkan pointer pada sel B5
- Ketik : =POISSON(A4,$A$2,FALSE)
- Tekan enter, muncul angka 0,00247
- Arti : Probabilita tidak seorang konsumenpun terlayani dalam satu menit adalah 0,247%.
- Keterangan:
- A4 = nilai yang diharapkan muncul
- A2 = jumlah konsumen yang diharapkan bisa dilayani dalam satu menit
- FALSE = bahwa yang dihitung hanya probabilita untuk satu titik saja.
- Probabilitas konsumen terlayani sebanyak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 orang selama satu menit.
- Tempatkan pointer pada sel B4, click copy
- Pindah pointer pada sel B5 sampai B14 ( di block), tekan paste.
- Keterangan :
- Probabilita seorang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,04187 atau probabilita seorang konsumen terlayani dalam satu menit 1,487%.
- Probabilita dua orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,0446175 atau probabilita dua orang konsumen terlayani dalam satu menit 4,46175%.
- Probabilita tiga orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,08923 atau probabilita tiga orang konsumen terlayani dalam satu menit 8,923%.
- Probabilita empat orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,13385 atau probabilita empat orang konsumen terlayani dalam satu menit 13,385%.
- Probabilita lima orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,16062 atau probabilita lima orang konsumen terlayani dalam satu menit 16,062%.
- Probabilita enam orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,160623 atau probabilita enam orang konsumen terlayani dalam satu menit 16,0623%.
- Probabilita tujuh orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,1376 atau probabilita tujuh orang konsumen terlayani dalam satu menit 13,76%.
- Dan selanjutnya
PROBABILITA (<=X)
- Probabilitas tidak seorang pun terlayani dalam satu menit
- Tempatkan pointer pada sel C4
- Ketik : =POISSON(A5,$A$2,TRUE)
- Tekan enter, muncul angka 0,00247
- Arti : Probabilita tidak seorang konsumenpun terlayani dalam satu menit adalah 0,247%.
- Keterangan:
- A4 = nilai yang diharapkan muncul
- A2 = Probabilitas kemungkinan orang yang dapat dilayani oleh kasir selama satu menit
- TRUE = bahwa yang dihitung hanya probabilita untuk satu interval.
- Probabilitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 orang konsumen terlayani dalam satu menit
- Tempatkan pointer pada sel C4, click copy
- Pindah pointer pada sel C5 sampai C14 ( di block), tekan paste.
- Keterangan :
- Probabilita maksimal seorang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,01735 atau probabilita maksimal seorang konsumen terlayani dalam satu menit 1,735%.
- Probabilita maksimal dua orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,06196 atau probabilita maksimal dua orang konsumen terlayani dalam satu menit 6,196%.
- Probabilita mksimal tiga orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,1512 atau probabilita maksimal tiga orang konsumen terlayani dalam satu menit 15,12%.
- Probabilita maksimal empat orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,28505 atau probabilita maksimal empat orang konsumen terlayani dalam satu menit 28,505%.
- Probabilita maksimallimaorang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,44567 atau probabilita maksimallimaorang konsumen terlayani dalam satu menit 44,567%.
- Probabilita maksimal enam orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,60630 atau probabilita maksimal enam orang konsumen terlayani dalam satu menit 60,630%.
- Probabilita maksimal tujuh orang konsumen terlayani dalam satu menit ; 0,7439 atau probabilita maksimal tujuh orang konsumen terlayani dalam satu menit 74,39%.
- Dan selanjutnyA
Hasil dari perhitungan Excel :
Jumlah pengunjung terlayani | ||
6 | ||
X | PROB (X) | PROB (<=X) |
0 | 0.00247875 | 0.002478752 |
1 | 0.01487251 | 0.017351265 |
2 | 0.04461754 | 0.061968804 |
3 | 0.08923508 | 0.151203883 |
4 | 0.13385262 | 0.2850565 |
5 | 0.16062314 | 0.445679641 |
6 | 0.16062314 | 0.606302782 |
7 | 0.13767698 | 0.74397976 |
8 | 0.10325773 | 0.847237494 |
9 | 0.06883849 | 0.916075983 |
10 | 0.04130309 | 0.957379076 |
- Hypergeometric
Distribusi ini hampir sama dengan binomial. Hanya saja dalam distribusi ini terdapat keterkaitan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya (dependen), sedangkan distribusi binomial bersifa independent atau bebas.Selain itu, pada distribusi hypergemetric jumlah populasi sudah tertentu.
Kasus :
Terdapat satu set kartu bridge yang berjumlah 52 kartu. Terdiri dari 4 jenis kartu Heart, Spade (sekop), Diamond dan Club (keriting) yang masing – masing berjumlah 13 kartu. Berapa probabilita terambilnya tiga buah kartu Club (keriting) dalam enam kali pengambilan tanpa pengembalian?
Dimana;
= jumlah populasi = 52 kartu
= Jumlah data atau peristiwa sukses dalam populasi, dalam hal ini karena jumlah kartu keriting 13 maka = 13
= Jumlah data sukses dalam sampel = 3
= Banyaknya percobaan = 6
Maka;
Sehingga kemungkinan mendapaatkan tiga kartu keriting dalam enam kali pengambilan pada setumpuk kartu bridge tanpa pengembalian adalah sebesar 12,83%.
Pada Excel:
ketik = Hypergeomdist(X,n,A,N) atau
ketik = Hypergeomdist(3,6,13,52) maka akan keluar hasil = 0,1283.
- CONTINUOUS
Adalah suatu random variable yang mengandung jumlah tertentu yang terdapat dalam suatu interval, dan tidak terputus.
Contoh :
- Volume air mineral dalam gelas (tercantum 240 ml, tetapi bila diambil sample bisa 240,1 ml, 239,89ml, dst)
- Tinggi badan mahasiswa dalam 1 kelas (ada yang tingginya 155,7cm, 160,9cm, 156,3cm dst.)
- Berat 1 kaleng ikan sardine (tercantum 250gr, teapi bila diambil sample ada yang 248,9gr, 249,1gr, 250,09gr dst)
Distribusi Continuous :
Distribusi Normal
Distribusi Normal adalah salah satu bentuk distribusi probabilitas yang paling sering dipakai dalam pratek, khususnya dalam statistic induktif.
Seperti yang diungkapkan dalam kelas teori, maka setiap nilai random X harus dibuah ke nlai random terstandarisasi Z;
Dimana;
= nilai yang terstandarisasi
= nilai random
= rata-rata populasi
= standar deviasi populasi
Kasus :
Nilai rata-rata ujian statistic di kelas C Jurusan Manajemen adalah 70, dengan standard deviasi 3,5.
Pertanyaan
- Jika seorang mahasiswa mendapatkan nilai 81, berapa nilai Z?
- Berapa probabilita seorang mahasiswa mendapatkan nilai antaran 70 – 81?
- Berapa probabilita seorang mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 81?
Nilai standarisasi Z :
Menghitung nilai Z dengan menggunakan Excel:
Ketik =STANDARDIZE(X,m,s) atau ketik =STANDARDIZE(81,70,3,5) akan didapat angka yang sama yaitu 3,14
Untuk menghitung luas kurva normal dengan Excel :
Ketik =NORMSDIST(Z) atau ketik =NORMSDIST(3,14) maka akan keluar angka 0,9991 atau 99,91% ini merupakan perobabilita mahasiswa yang mendapat nilai kurang dari 81 (0 sampai 81) sehingga untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai antara 70 – 81 adalah 0,9991 – 0,5 = 0,4991 atau 49,91%.
Selain dengan mengetik rumus diatas, dengan excel dapat juga diketik =NORMDIST(X,m,s, TRUE) atau ketik =NORMDIST(81,70,3.5, TRUE). Maka hasil yang didapat adalah sama, yaitu 0,9991.
Sedangkan untuk menghitung probabilita nilai mahasiswa diatas 81 dapat digunakan rumus excel sebagai berikut, =NORMDIST(X,m,s, FALSE) atau ketik =NORMDIST(81,70,3.5, FALSE). Maka hasil yang didapat adalah 0,00081 atau sama dengan 1 – 0,9991. Sehingga kemungkinan seorang mahasiswa mendapatkan nilai diatas 81 adalah 0,081%.
MATERI 2
MINGGU KE- I–II:
DISTRIBUSI FREKUENSI
Tujuan Instruksional Umum :
- Mahasiswa memahami berbagai jenis pengelompokkan data
- Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan distribusi frekuensi
- Mahasiswa mampu memahami bagaimana cara mengelompokkan data
Tujuan Instruksional Khusus :
- Mahasiswa dapat mengelompokkan sifat – sifat yang sama ke dalam kelas – kelas tertentu
- Mahasiswa mampu untuk mengelompokkan informasi yang menonjol dan menghilangkan hal – hal yang tidak perlu dalam data
- Mahasiswa mampu untuk mengadakan perlakuan secara statistic terhadap data yang telah dikumpulkan untuk dilakukan analisa, interpretasi dan untuk menyusun laporan
Dalam bab ini yang ingin disampaikan adalah bagaimana mengelompokkan atau mengklasifikan data berdasarkan criteria tertentu. Data yang awalnya berupa data mentah akan disusun dan dimasukkan sesuai dengan kelompokknya masing –masing.
Macam penyusunan data :
- Berdasarkan waktu
Contoh : Pendapatan Nasional (GDP) Pada Tahun 1990 – 1997
Tahun | Pendapatan Nasional(milyar Rupiah) |
19901991199219931994199519961997 | 590,6612,7630,8645667,9702,3801,3815,7 |
*Bukan data sebenarnya
- Berdasarkan wilayah
Contoh : Rata-rata pertumbuhan penduduk Negara-negara ASEAN selama kurun waktu 1990 – 2000
Negara | Pertumbuhan rata-rata (%) |
IndonesiaMalaysiaBrunei DarussalamFilipinaSingapuraKambojaLaosVietnam | 2.52.21.33.40.83.23.32.8 |
*Bukan data yang sebenarnya
- Berdasarkan keadaan
Contoh : Jumlah mahasiswa dalam 1 kelas di Jurusan Manajemen FEUIEU
Jumlah mahasiswa | Jumlah Kelas |
5 – 1516 – 2526 – 3536 – 4546 – 5556 – 65 | 251012111 |
DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi adalah suatu table yang mendistribusikan banyaknya kejadian (cases) ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
JENIS DISTRIBUSI FREKUENSI :
- Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi
- Distribusi frekuensi absolute
Yaitu suatu bilangan yang menyatakaan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu.
- Distribusi frekuensi relative
Yaitu suatu kelompok data dinyatakan dalam bentuk persentase pada suatu kelompok tertentu.
Contoh :
Data usia pada RT 007 kelurahan meruya ilir utara
Usia | Frekuensi Absolut | Frekuensi Relatif |
< 5 thn5 – <10 thn10 – < 15 thn15 – < 20 thn20 – < 25 thn25 – <30 thn30 thn < | 51025301983 | 0,050,10,250,30,190,080,03 |
TOTAL | 100 | 1,00 |
- Ditinjau dari jenisnya
- Distribusi frekuensi numeric
Yaitu distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data yang sifatnya continuum. Atau continue yaitu suatu data yang merupakan deret hitung.
Contoh : dari 20 mahasiswa di kelas A berikut ini adalah frekuensi numeric dari nilai UTS statistic :
Nilai | Jumlah Mahasiswa |
1009695908785767270 | 132422312 |
TOTAL | 20 |
- Distribusi kategorikal
Yaitu distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data yang terkelompok. Apabil tadinya data masih berbentuk seperti diatas (distribusi numeric) maka haris dikelompokkan dahulu untuk selanjutnya dicari masing-masing frekuensi kelompok. Frekuensi kategorikan inilah yang akan dibahas lebih lanjut pada bab ini.
- Ditinjau dari kesatuannya
- Distribusi frekuensi satuan
Yaitu distribusi frekuensi yang menunjukkan berapa banyak data pada kelompok tertentu.
- Distribusi frekuensi kumulatif
Yaitu distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah frekuensi sekelompok nilai terntu mulai dari kelompok sebelumny sampai pada kelompok tersebut. Distribusi ini juga akan terlihat pada pembahasan bab ini.
LANGKAH MELAKUKAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
- Menentukan Jumlah kelas
Dalam menentukan jumlah kelas adalah dengan metode STURGES. :
Dimana;
K = Jumlah Kelas
N = banyaknya frekuensi data
- Menentukan Interval Kelas
Menentukan besarnya interval kelas dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana ;
Range = selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah
K = jumlah interval kelas
Ci = besarnya interval kelas
- Memasukkan Frekuensi pada kelas-kelas
Setelah mengetahui banyaknya kelas yang terbentuk dan jarak antar kelas, maka dapat memasukkan data mentah (raw data ke dalam table frekuensi)
Contoh :
Berikut ini adalah data gaji per minggu SPG The Botol di Jakarta Fair :
60 33 85 52 65 77 84 65 57 74
71 81 35 50 35 64 74 47 68 54
80 41 61 91 55 73 59 53 45 77
41 78 55 48 69 85 67 39 76 60
94 66 98 66 73 42 65 94 89 88
Dari data tersebut didapat :
- Jumlah data adalah 50 (n=50)
- Data yang paling kecil adalah 33 dan yang paling besar adalah 98
- Menentukan Jumlah kelas
Dibulatkan menjadi 7 kelas
- Menentukan Interval Kelas
dibulatkan menjadi 10
- Mengelompokkan data
Gaji karyawan | Jumlah Karyawan |
30 – 3940 – 4950 – 5960 – 6970 – 7980 – 8990 – 99 | 46812974 |
Jenis – jenis diagram dalam distribusi frekuensi :
a. Histogram
b. polygon
c. pie
d. ogive
Gaji karyawan | Jumlah Karyawan | Tepi Kelas Bawah | Frekuensi Kumulatif ‘Kurang Dari’ |
30 – 3940 – 4950 – 5960 – 6970 – 7980 – 8990 – 99 | 46812974 | 29,539,549,559,569,579,589,599,5 | 04101830394650 |
Kurva ogive :
Latihan Soal :
- Berat badan dari 80 mahasiswa FE UIEU adalah sebagai berikut :
68 84 75 82 68 90 62 88 76 93
73 79 88 73 60 93 71 58 85 75
61 65 75 87 74 62 95 78 63 72
66 78 82 75 94 77 69 74 68 60
96 78 89 61 75 95 60 79 83 71
79 62 67 97 78 85 76 65 71 75
65 80 73 57 88 78 62 67 53 74
86 67 73 81 72 63 76 75 85 77
a. Buatlah table distribusi frekuensi
b. buatlah kurva ogive kurang dari dan lebih dari
- Hasil ujian dari mahasiswa FE UIEU adalah sebagai berikut :
Kelas Nilai | F |
30 – 3940 – 4950 – 5960 – 6970 – 7980 – 8990 – 99 | 510152520105 |
- Gambarkan kurva histogram dan poligonnya
- Berapa orang yang nilainya diatas 60?
- Apabil batas lulus adalah 60, berapa persen mahasiswa yang tidak lulus?