Bahan presentasi :
Filsafat Ilmu dan Logika 5 – Kerangka teori
Bahan Pengayaan :
- Blog Mulyo Wiharto
- Blog Aminuddin
- Blog Zinggara Hidayat
- Blog Hasyim Purnama
Uraian materi :
Kerangka teori disusun untuk menjawab permasalahan secara rasional dengan menjabarkan variabel-varibel yang terdapat pada rumusan masalah. Penjabaran teori dimulai dari variabel dependent, kemudian diikuti variabel independent. Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala, sedangkan variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi. Penjabaran variabel dependent mengarah kepada variabel independent. Rumuskan keterkaitan variabel independent dengan variabel dependent menjadi hipotesis.
Langkah awal dalam menyusun kerangka teori adalah membuat kerangka penulisan sesuai masalah yang telah dipilih. Kerangka penulisan dijabarkan dari variabel-variabel yang terdapat pada rumusan masalah. Susunlah kerangka teori secara rasional berupa premis-premis ilmiah dengan mengumpulkan teori-teori. Kumpulkan teori tersebut dengan mengutip dari berbagai sumber dengan menggunakan loose leaf atau kartu yang dbuat dari potongan loose leaf.
Kerangka teori disusun dari berbagai teori yang didapatkan dari sumber ilmiah, seperti buku, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, peraturan perundang-undangan, makalah, dan sebagainya. Kerangka teori yang tersusun dikembangkan menjadi kerangka berpikir. Berpikir adalah ekspresi cara bekerjanya pikiran atau kegiatan mental untuk mendapatkan pengetahuan.
Kerangka berpikir disusun secara rasional dengan menggunakan premis-premis ilmiah. Premis-premis ilmiah tersebut biasanya berupa teori. Teori adalah abstraksi intelektual yang menggabungkan pendekatan rasional dan penjelasan empiris yang sesuai dengan obyek yang dijelaskan. Kerangka berpikir disusun dengan melihat faktor empiris yang relevan dan menjelaskan hubungan faktor-faktor terkait.
Cara membuat kartu atau loose leaf yang akan digunakan untuk menyusun kerangka teori dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Guntinglah loose leaf secara horisontal menjadi 3 atau 4 bagian atau kartu. Potongan loose leaf atau kartu digunakan untuk mengutip sebuah kutipan yang terdiri dari 1 ide pendek atau kutipan yang kurang dari 4 baris.
2. Kutipan yang terdiri dari 1 ide panjang, lebih dari 1 ide atau atau kutipan yang lebih dari 4 baris ditulis pada loose leaf.
3. Pada bagian atas atau bagian bawah setiap kartu atau loose leaf ditulis sumber kutipan yang meliputi : Nama pengarang, judul tulisan/buku, kota, penerbit, nama penerbit, tahun penerbitan dan halaman.
4. Penulisan sumber kutipan pada kutipan yang mempunyai lebih dari 1 ide sesuai dengan banyaknya ide, maksudnya apabila pada loose leaf terdapat 2 ide, maka penulisan sumber kutipan dilakukan 2 kali.
Setelah kartu atau loose leaf disiapkan kutiplah teori-teori yang relevan dengan beberapa macam teknik mengutip sebagai berikut :
1. Teknik long citation : Mengutip isi tulisan seperti apa yang tertulis dalam buku/tulisan secara apa adanya atau mencantumkan ide agak panjang.
2. Teknik short citation : Mengutip isi tulisan/buku dengan membagi isi kutipan menjadi kutipan inti kutipan dan detail atau penjelasan kutipan tersebut.
3. Teknik paraphrasing : Mengutip isi tulisan tidak seperti isi tulisan aslinya atau mengutip isi tulisan dengan jalan membuat kesimpulan terhadap ide yang tertulis di dalam buku/tulisan yang dikutip.
Pada setiap kartu atau loose leaf baik yang dikutip dengan teknik long citation, short citation atau paraphrasing dituliskan pula sumber kutipannya yang meliputi nama lengkap pengarang, judul buku, kota penerbit, nama penerbit, tahun penerbitan dan halaman.
Nama lengkap lengkap tidak disusun balik, tidak disertai gelar/sebutan (prof, Drs, Zr, RM. H. Pdt., dan sebaganya). Penulisan halaman : halaman, hal., hlm., h. page, p. Halaman jamak : halaman-halaman, hal-hal, hlm.-hlm., hh., pages, pp. Contoh penulisan sumber kutipan yang berasal dari buku, kumpulan karangan, terjemahan, majalah, internet dan sebagainya sebagai berikut :
1. Satu pengarang dengan satu buku : Anwar Ibrahim, Metodologi Riset, (Jakarta : PT Abadi, 2004), hh. 22-30
2. Dua pengarang dengan satu buku : Anwar Ibrahim dan Taufiq Isma’il, Metoda Deskriptif, (Jakarta : PT.Amor, 2001), h. 50
3. Dua pengarang lebih dengan satu buku : Anwar Ibrahim, “et al”. Wawasan Ilmiah, (Bandung: 2004), h.110
4. Kumpulan karangan atau hasil editing : Zaky Zakaria, “Kedudukan Filsafat Ilmu” di dalam Parera (Ed.), Bunga Rampai Filsafat, (Jakarta : PT Grasindo, 2004), h. 17
5. Hasil terjemahan : Max Weber, Beroucration, diterjemahkan oleh Rayhan Adimulyo, (Jakarta : Golden Press, 2004), h. 15
6. Ensiklopedi : Ahmad Hasan, “Logika Islam” di dalam Ensiklopedi Dunia Islam, Vol.3, (Jakarta : PT Bola Dunia, 2003), hh. 90-110
7. Skripsi, tesis atau disertasi : Ratih Puspita, Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Karyawan PT. Gas, Tesis Magister Manajemen, (Jakarta : Universitas Esa Unggul, 2004), h. 50
8. Laporan : Adi Nugroho, Kualitas Pelayanan Puskesmas Kecamatan Grogol, Laporan Penelitian untuk Pemerintah DKI Jakarta, (Jakarta : 2004), h. 30
9. Brosur, pamflet, atau buku tahunan : Departemen Kesehatan RI, Bahaya Merokok, (Jakarta : 1997), h. 3
10. Makalah yang tidak dipublikasikan : John Lokawisesa, “Metoda kualitatif”, mimeo, makalah yang diajukan pada Seminar Ilmu Sosial, (Tegal : 1 Mei 2004), h.10
11. Karangan dalam surat kabar, jurnal, atau majalah : Cecep Gorbacep, “Nilai-nilai Ilmu Sosial”, Kompas, 15 Mei 2004, h. 4
12. Berita dalam surat kabar : Kompas (11 September 2002). Halaman IV, kolom 2.
Setelah kutipan telah terkumpul dan semua penjabaran varabel telah mempunyai kutipan sekurang-kurangnya satu kutipan, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kelompokkan ide yang tercantum pada kartu atau loose leaf dan susunlah sesuai kerangka penulisan.
2. Kutipan pada loose leaf yang mempunyai lebih dari 1 ide terlebih dahulu harus dipisah-pisahkan. Berilah nomor kerangka penulisan pada setiap ide yang ada pada kartu atau loose leaf..
3. Rangkailah dalam bentuk tulisan dengan susunan compare-contrast, yaitu menyatukan hal-hal yang sama dan membandingkan hal-hal yang berbeda.
Cara memindahkan kutipan ke dalam rangkaian tulisan dapat dilakukan dengan 2 macam teknik, yakni teknik reference atau endnote dan teknik footnote. Cara menyusun atau memindahkan isi kutipan dan sumber kutipan dengan teknik endnote ke dalam rangkaian tulisan adalah :
1. Isi kutipan ditulis di dalam (tengah) halaman kertas dengan jarak antara baris 2 spasi, seperti lazimnya penulisan ilmiah.
2. Sumber kutipan ditulis langsung di belakang isi kutipan sesuai dengan tata cara penulisan sumber kutipan dengan teknik endnote.
3. Sumber kutipan dengan teknik endnote mengandung unsur-unsur : nama belakang pengarang, tahun penerbitan, halaman
4. Cara menulis sumber kutipan dengan teknik endnote : Kurung pembuka, nama belakang pengarang buku/tulisan, koma, tahun penerbitan, titik dua, halaman isi tulisan yang dikutip, kurung penutup
5. Contoh penulisan isi dan sumber kutipan dengan teknik endnote : Metoda ilmiah adalah metoda yang menggabungkan antara pendekatan rasio dan pendekatan empiris (Suriasumantri, 2000 : 122)
Cara menuliskan sumber kutipan dengan menggunakan teknik endnote sebagai berikut :
1. Satu pengarang dengan satu buku : (Syaaf, 1994 : 22-30)
2. Satu pengarang dengan dua buku atau lebih dan tahun terbit beda : (Syaaf, 1994 : 22-30), (Syaaf, 1997 : 50)
3. Satu pengarang dengan dua buku atau lebih dan tahun terbit sama : (Syaaf, 1994a : 22), (Syaaf, 1994b : 22-30)
4. Dua pengarang : (Syaaf dan Rijadi, 1999 : 50)
5. Dua pengarang atau lebih : (Syaaf, et al., 1994 : 110)
Cara memindahkan isi kutipan dan sumber kutipan dengan teknik footnote ke dalam rangkaian tulisan adalah :
1. Isi kutipan ditulis di dalam (di tengah) halaman kertas dengan jarak antara baris 2 spasi untuk kutipan pendek (kutipan kurang dari 4 baris) dan 1 spasi untuk kutipan panjang (kutipan lebih dari 4 baris). Isi kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda petik dua serta diberi nomor urut kutipan.
2. Sumber kutipan ditulis di dasar halaman (di bawah) halaman kertas dengan setelah diberi garis pembatas sepanjang 14 ketukan.
3. Pada kutipan yang diambil dengan teknik short citation, inti kutipan ditulis di tengah halaman kertas, sedangkan detail atau penjelasan kutipan dan sumber kutipan ditulis di bawah halaman.
4. Sumber kutipan dengan teknik footnote mengandung unsur-unsur : Nama lengkap pengarang, judul buku, kota penerbitan, nama penerbit, tahun penerbitan, dan halaman
5. Cara menulis sumber kutipan dengan teknik footnote : Nama lengkap pengarang, koma, judul buku dicetak miring atau digarisbawahi, koma, kurung pembuka, kota penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung penutup, koma, halaman.
6. Contoh penulisan isi dan sumber kutipan dengan teknik footnote : (Di halaman tengah kertas) “Metoda ilmiah adalah metoda yang menggabungkan antara pendekatan rasio dan pendekatan empiris” 4 (di baris bawahnya dibuat garis sepanjang 14 ketukan, kemudian di baris bawahnya lagi ditulis sumber kutipan yang ditulis lurus alinea) 4 Jujun Suria Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h.22.
Pada suatu penulisan, sebuah sumber buku kemungkinan besar akan dikutip lebih dari satu kali, maka cara menuliskan sumber kutipan pada footnote adalah sebagai berikut :
1. Buku yang sama, pengarang sama namun halamannya berbeda menjadi sumber kutipan lagi dan diantara kedua kutipan tersebut tidak ada sumber kutipan lain, maka teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah Ibid. Ibid singkatan dari Ibidem, artinya di tempat yang sama, maksudnya sumber kutipan yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda dan tanpa diselingi dengan sumber kutipan yang lain
2. Buku yang sama, pengarang sama namun halamannya berbeda menjadi sumber kutipan lagi dan diantara kedua kutipan tersebut terdapat sumber kutipan lain, maka teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah Op. Cit. Op. Cit singkatan dari Opere Citato, artinya karya yang telah dikutip, maksudnya sumber kutipan yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda dan telah diselingi dengan sumber kutipan yang lain
3. Buku yang sama, pengarang sama dan halamannya pun sama menjadi sumber kutipan lagi dan diantara kedua kutipan tersebut ada ataupun tak ada sumber kutipan lain, maka teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah Loc. Cit. Loc. Cit. singkatan dari Loco Citato, artinya dikutip di tempat yang sama, maksudnya sumber kutipan yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama, telah diselingi atau tanpa diselingi dengan sumber kutipan yang lain.
Contoh penulisan sumber kutipan yang salah karena tdak mempergunakan teknk notas ilmah yang benar adalah :
1 Jujun Suria Sumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h.122
2 Jujun Suria Sumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h.59
3 Amal Sjaaf, Metoda Ilmiah, (Jakarta : PB IDI, 1994), h.20
4 Jujun Suria Sumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h.59
5 Suprijanto Rijadi, Teknik Menyusun Instrumen, (Bandung : PT Alumni, 2001), h.50
6 Suprijanto Rijadi, Teknik Menyusun Instrumen, (Bandung : PT Alumni, 2001), h.50
7 Jujun Suria Sumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h.250
Contoh penulisan sumber kutipan di atas harus menggunakan teknk notas ilmah yang benar yakni :
1 Jujun Suria Sumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta : PT. Gramedia, 2000), h. 122
2 Ibid, h. 59
3 Amal Sjaaf, Metoda Ilmiah, (Jakarta : PB IDI, 1994), h. 20
4 Jujun Suria Sumantri, Loc. Cit
5 Suprijanto Rijadi, Teknik Menyusun Instrumen, (Bandung : PT Alumni, 2001), h. 50
6 Loc. Cit,
7 Jujun Suria Sumantri, Op. Cit, h. 250
Setelah sumber kutipan dengan teknik notasi footnote disusun pada halaman-halaman penulisan, maka pada bagian akhir penulisan dibuat daftar pustaka. Adapun cara penulisan daftar pustaka adalah :
1. Unsur yang ditulis sama dengan unsur-unsur footnote, (nama lengkap pengarang, judul buku, kota penerbit, nama penerbit dan tahun penerbitan), kecuali halaman yang dikutip (semua halamannya dihilangkan)
2. Nama pengarang ditulis lengkap dan disusun balik. Contoh : Jujun Suria Sumantri ditulis Sumantri, Jujun Suria, Amal Syaaf ditulis Syaaf, Amal.
3. Gelar pengarang tidak dicantumkan. Contoh : Prof Dr Fuad Hasan cukup ditulis Hasan, Fuad. H. Abdul Gafur cukup ditulis Gafur, Abdul.
4. Cara menuliskan pengarang yang sama dan dikutip lagi pada baris berikutnya adalah mengganti nama pengarang tersebut dengan garis sepanjang nama pengarang tersebut.
5. Daftar pustaka disusun alfabetis sesuai huruf depan nama pengarang yang telah disusun balik, dan tidak boleh diberi nomor urut. Contoh : Gafur, Ahmad kemudian Hasan, Fuad.
6. Jarak antara baris pada satu pustaka 1 spasi, sedangkan jarak antara baris antara pustaka satu dengan pustaka berikutnya adalah 2 spasi
Penulisan daftar pustaka dengan teknik endnote tidak berbeda jauh dengan teknik footnote, namun terdapat ciri yang agak berbeda pada penulisan tahun yang dicantumkan setelah nama pengarang. Contoh penulisan daftar pustaka :
1 Syaaf, Amal. 1993, Metodologi Riset, (Jakarta : PB IDI)
2 _________, 1994a, Makhluk Hidup, (Jakarta : CV Rajawali) ;
3 _________, 1994b, Riset Kualitatif, (Jakarta : PT Tamara)